Jumat
(14/9/2018) tragedi berdarah tawuran pelajar di Jalan Raya Jakarta - Bogor di
depan Rumah Sakit Trimitra, Kelurahan Pabuaran, Kecamatan Cibinong, Kabupaten
Bogor, sekira pukul 16.30 WIB, menewaskan seorang siswa SMP setelah terkena
sabetan benda tajam itu terjadi. Korban bernama Yuda dan merupakan siswa kelas
7 SMP PGRI 1 Cirimekar, sempat dilarikan ke Rumah Sakit Trimitra Cibinong,
namun nyawanya tak tertolong.
Kamis
(13/9/2018) Tawuran pelajar antara SMK Bina Pendidikan Gunung Putri dengan SMK
Pijar Alam Cileungsi mengakibatkan, satu pelajar SMK Pijar Alam berinisial SP
(14) Meninggal dunia akibat luka bacok di dada. Setelah berhasil membekuk 18
pelaku yang masih berstatus pelajar dari SMK Bina Pendidikan Cileungsi, Kepolisian
meminta Dinas Pendidikan untuk duduk bersama-sama dengan memanggil para guru, orang
tua dan masyarakat untuk bersama-sama mengantisipasi masalah tawuran pelajar itu.
Apabila tawuran itu masih berulang-ulang, maka Kepolisian akan rekomendasikan
kepada Dinas Pendidikan agar sekolah tersebut dievaluasi atau dicabut.
Sabtu
dini hari (1/9/2018) tawuran pelajar antar SMA di Kebayoran Lama, Jakarta
Selatan, menyebabkan satu pelajar atas nama Ari Haryanto (16) meregang nyawa. I
diduga menjadi otak tawuran tersebut. I yang memulai komunikasi dengan para
pelaku, termasuk korban dan juga mengajak teman-teman lainnya. I berhasil
membuat kedua belah pihak sepakat bertemu di titik pertemuan yang akhirnya
menjadi lokasi Ari meninggal dunia. Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes
Indra Jafar, di Mapolda Metro Jakarta Selatan, Kamis (6/9/2018) menjelaskan Ari
Hariyanto meninggal dunia usai dikeroyok sejumlah pelajar dari sekolah berbeda
saat tawuran di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Tawuran dua kelompok
pelajar beda SMA itu pecah karena ulah alumnus salah satu sekolah yang
bertikai. Mereka sudah menunggu dan memang lewat WA mereka janjian, bertemu di
tempat itu. Pada saat turun, karena sudah ditunggu, terjadi keributan, kelompok
korban coba melarikan diri, korban pun coba melarikan diri dengan sepeda motor
namun jatuh hingga akhirnya dikeroyok akibatnya korban meninggal di tempat
kejadian. Warga sekitar dan rekan-rekannya berusaha menyelamatkan dengan
membawa ke rumah sakit. Namun nyawa Ari tak tertolong usai dibacok.
Senin
(13/8/2018) malam tawuran pelajar terjadi di Jalan Mayjen Sutoyo, Kebon Pala,
Makasar, tepatnya di jembatan depan Kodam Jakarta Timur. Seorang pelajar SMK
Rahayu Mulyo bernama Fathurosi Delpiero (18) tewas dalam saat tawuran dengan
SMK Respati. Korban meninggal dunia dengan luka bacok di bagian paha sebelah
kiri dan dibawa ke RS Polri. Polisi telah memeriksa dua orang saksi bernama
Bagus dan Gus Rizal. Belum diketahui apa pemicu tawuran, sementara polisi akan
berjaga-jaga di sekitar lokasi biar tak kembali terjadi tawuran.
Kamis
30 Agustus 2018 lalu tawuran antar pelajar di Jalan Daan Mogot, Cengkareng,
Jakarta Barat terjadi. Rio (15) siswa SMK Tri Arga 2, tewas bersimbah darah. Polisi
menemukan jenazah Rio dengan kondisi luka bacok di sekujur tubuhnya. Polisi
menangkap Fuad di hadapan keluarga di rumahnya Kamis 6 September 2018. Pria
yang berprofesi sebagai ojek online itu tak berkutik dan mengakui dirinya
membacok Rio lantaran solidaritas pertemanan. Pelaku itu alumni salah satu
sekolah, yang musuh mereka adalah siswa Tri Arga. Fuad mengaku kerap diminta
teman temannya untuk tawuran. Hal ini terlihat dengan banyaknya luka sayatan
dan sabetan di tangan dan badannya.
Rabu
(29/8/2018) malam, sekitar pukul 19.00 WIB, 91 pelajar yang berasal dari tiga
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di wilayah Tangerang diciduk jajaran Polsek
Jatiuwung. Mereka diamankan setelah gagal melakukan aksi tawuran ke salah satu SMK
di Balaraja. Pengamanan terhadap 91 pelajar SMK di Kota Tangerang, (SMK
Yupentek 68, SMK 4, SMK 2 Kota Tangerang) ini bermula dari laporan sopir ojek
online yang melihat adanya gerombolan pelajar dengan senjata tajam di kawasan
Jalan Raya Jatiuwung.
Sementara,
Kapolsek Cipondoh Kompol Sutrisno mengatakan, peristiwa tawuran di Jalan Hasyim
Ashari Cipondoh sempat terjadi antara dua kelompok pelajar SMK Darma Bhakti dan
SMA Yasir. Dua pelajar SMA MF (17) dan MA (17) kedapatan membawa senjata tajam
jenis parang dan gergaji besar hasil modifikasi. Mulanya, para pelajar yang
diketahui berjumlah 15 orang itu mendatangi SMA Yasir dengan melakukan
pelemparan batu ke sekolah. Dari peristiwa itu, kemudian dua pelajar yang
diamankan itu menyebarkan ajakan tawuran ke media sosial. Tawuran ini diawali
ketidakpuasan kelompok pelajar, karena salah satu rekan mereka dikeroyok
pelajar dari SMA Yasir yang mereka datangi. Dari situ mereka merencanakan untuk
tawuran di sekitar hotel Narita dan kami berhasil mengamankan dua pelaku yang
kedapatan membawa sajam. Dua kelompok pelajar itu terlibat saling serang
menggunakan senjata tajam.
Sejak
Minggu (26/8/2018), video perkelahian antara FM dan SL menjadi viral di media social.
Dari video itu sejumlah media massa memberitakan perkelahian dua siswi yang
mengenakan pakaian olahraga SMPN 2 Tanjungpinang dan disaksikan puluhan
pelajar. Dalam video itu, tidak tampak ada yang memisahkan atau mendamaikan
perkelahian. Sejumlah siswa yang menyaksikan perkelahian itu justu tertawa
terbahak-bahak, dan ada juga yang bersikap seperti seorang pelatih tinju yang
mengarahkan salah seorang siswi. Kepala Dinas Pendidikan Tanjungpinang, Dadang
AG mengatakan menyayangkan terjadi peristiwa itu. Seharusnya, siswa lainnya
melerai perkelahian itu, bukan malah menyaksikan dan merekamnya. 36 pelajar
SMPN 2 Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, yang menyaksikan perkelahian (Sabtu,25/8/2018),
rekannya kelas IX berinsiial FM dan SL akhirnya diskors pihak sekolah selama 3
hari. Sedangkan dua pelajar lainnya yang merekam perkelahian tersebut diskors
selama 5 hari. FM dan SL diskors selama 6 hari. Disdik Tanjungpinang juga
melibatkan psikolog dan Tim Pusat Pelayanan Terpadu Pelayanan Perempuan dan
Anak selama dilaksanakan sanksi isolasi.
Kamis
(16/8/2018) lalu 5 pelajar SMK Pijar Alam Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi terlibat
tawuran dengan sekelompok pelajar dari sekolah lain di Jalan Raya Sumur Batu,
Bantar Gebang. Korban meninggal atas nama Indra Permana, sedangkan dua orang
temannya Aliansyah dan Maulana Dwi Putra mengalami luka akibat senjata tajam. Tawuran
itu pecah di Jalan Raya Sumur Batu, Bantar Gebang setelah dua kelompok pelajar
janjian melalui pesan singkat. Motif tawuran hanya masalah sepele yaitu karena
saling ejek. Kelompok tersangka berkumpul lebih dulu di kediaman tersangka RP.
Di sana mereka mempersiapkan senjata tajam berupa lima celurit, dan stik golf
yang diruncingkan. Berbekal senjata itu, para tersangka bergerak ke lokasi
kejadian kemudian tawuran.
Kamis
(16/8) petang sekitar Pukul 17.30 WIB. dua kelompok pelajar dari SMK Jaya Beka
2 dan SMK Bina Karya Karawang terlibat tawuran. Seorang pelajar terkena sabetan
samurai terkapar di tengah jalan dengan kondisi bercucuran darah. Korban mengalami
luka bacok di daerah pelipis kanan, leher dan punggung sekitar 38 jahitan Pelajar
itu dapat diselamatkan setelah warga di sekitar lokasi membawanya ke Rumah
Sakit Rosela Karawang Barat. Tawuran bermula saat rombongan pelajar SMK Jaya
Beka 2 tengah konvoi sepulang dari sekolah. Setibanya di Jalan Interchange
Karawang Barat dicegat sekelompok pelajar dari SMK Bina Karya dan tawuran tak
terelakan. Kubu pelajar SMK Jaya Beka 2 dikejar hingga akhirnya berhasil
dihentikan oleh kelompok siswa SMK Bina Karya Padahal waktu itu kondisi jalan
Interchange sedang padat oleh kendaraan. Seorang saksi di lokasi, Subarjo
mengatakan, tawuran antar pelajar kerap terjadi di wilayah tersebut. Bahkan
saat jam pelajaran sekolah sekalipun. Tak heran, banyak di antara warga yang
mengaku geram dengan aksi generasi muda terpelajar itu karena dianggap
meresahkan.
Senin
(13/8/2018) sore, aksi tawuran antar dua kelompok pelajar di Depok, Jawa Barat,
terekam kamera pengawas terjadi di Perumahan Bukit Rivaria Sawangan Depok. Tawuran
itu melibatkan pelajar SMK swasta di Pancoran Mas, dengan pelajar dari SMK
negeri di Sawangan. Dari rekaman CCTV terlihat beberapa pelajar yang masih
mengenakan seragam membawa senjata tajam. Kapolsek Sawangan, Kompol Suprasetyo
mengatakan, setelah mendapatkan informasi dari masyarakat terkait tawuran
tersebut, 16 pelajar diamankan diduga terlibat dalam aksi tawuran tersebut. 2
di antaranya wanita masih menggunakan seragam, dibantu anggota Jaguar langsung
dibawa ke Polsek Sawangan malam harinya. Masing-masing anak dipanggil orang tuanya
ke Polsek Sawangan dan membuat surat pernyataan tidak akan mengulangi perbuatan
yang sama.
Pada
(31/7/2018) pelajar SMK Bhipuri terlibat dalam aksi tawuran dengan pelajar SMK
Sasmita Jaya I Pamulang. AF (18) pelajar SMK Sasmita Jaya I Pamulang mengalami
luka di bagian wajah kiri yang disebabkan FF (16) pelajar SMK Bhipuri Serpong,
Tangerang Selatan sebagai tersangka penusukan. Tawuran pelajar itu terjadi di
Jalan Raya Puspitek, Kecamatan Setu, depan SPBU Kademangan, setelah siswa SMK
Bhipuri Serpong dan siswa SMK Sasmita Jaya janjian di medsos akan tawuran dan
sudah siap membawa aneka sajam. Tawuran itu terjadi akibat dendam lama dan
sudah diatur sebelumnya. Setelah sempat menjalani 11 hari masa observasi dan
tiga kali operasi pengangkatan senjata tajam dari wajah, Selasa (7/8/2018)
akhirnya AF (18), menghembuskan napas terakhirnya di RSCM Jakarta. Di tahun 2018,
sudah ada sekitar 85 kasus kekerasan anak di Tangsel.
Satreskrim
Polresta Bogor Kota, Polda Jawa Barat, mencatat tawuran hingga menimbulkan
korban jiwa terjadi kedua kali di bulan Juli 2018. Korban meninggal berinisal
RIF, meninggal dunia Minggu (15/7/2018), setelah terlibat perkelahian antar
kelompok yang sama-sama masih pelajar di Jl Ahmad Yani, Kota Bogor. Korban
kedua terlibat tawuran, Selasa malam yang terjadi di belakang Terminal Bubulak.
Polresta Bogor Kota juga mengungkap kasus tawuran di belakang Terminal Bubulak,
Bogor, yang menewaskan seorang pelajar SMP merupakan kejadian terencana. Kasus
tawuran itu bukan kejadian biasa, tetapi disiapkan dan direncanakan layaknya
gladiator yang sempat heboh tahun 2017 lalu. Kasus tawuran itu melibatkan
sembilan anak di bawah umur, korban meninggal dunia dengan inisial MIS usia 13
tahun, satu korban koma masih dirawat di rumah sakit, dua pelaku DPO, lima
diamankan.
Tawuran
atau aksi saling serang yang mereka lakukan sudah menjadi tradisi antarsekolah.
Mereka menamakannya 'Acara yang diadakan alumni dari masing-masing SMP itu".
Tawuran ala 'Acara' itu melibatkan salah satu SMP di wilayah Dramaga dan
Cibungbulang. Polanya, alumni menyiapkan adik kelas atau siapa saja yang akan
diadu sekolah lawan, dengan format tiga lawan tiga. Dalam Acara tersebut, ada
tiga orang yang saling berkelahi, ada yang menyiapkan senjata tajam, ada juga
sebagai promotor dan ada yang merekam atau memvideokan kejadian. Dulunya mereka
tidak menggunakan senjata tajam. Kali ini, mereka pakai senjata tajam dengan
kode (kata sandi) ada barang. Selain menggunakan senjata tajam, tradisi buruk itu
juga direkam oleh kakak kelas yang rencananya akan dipublikasi di jaringan
sosial YouTube sebagai ajang pamer kekuatan dengan tanda pagar tawuran.
Ini
tragedi di hari anak nasional. Di saat banyak anak sedang menyalurkan energi
positifnya, malah tawuran maut dipertarungkan. Anak-anak sebagai korban. Tawuran
yang marak terjadi pada pelajar bukan tanpa sebab, baik sebab ekternal maupun
internal. Untuk itu, perlu dilakukan penanganan serius, bukan hanya polisi,
sekolah, dan pemerintah. Tetapi juga masyarakat, sehingga jika ada indikasi
akan terjadi tawuran, masyarakat bisa melakukan upaya pencegahan.
Sumber
:
No comments:
Write commentsTerim Kasih Komentarnya. Semoga menyenangkan