Minggu tanggal
2 September 2018, Asian Games #18, berakhir dengan penuh kejutan. Dari 15 hari
penyelenggaraan Asian Games edisi ke-18, hari ini cabang olahraga atletik di
nomor triatlon campuran di Jakabaring Sport City menjadi laga pamungkas. Kontingen
China Negeri Tirai Bambu resmi menjadi juara umum Asian Games 2018 setelah
menempati peringkat pertama dalam klasemen akhir perolehan medali, dengan
rincian: 132 medali emas, 92 perak, dan 65 perunggu. Itu merupakan juara umum
ke-10 secara berturutturut bagi China secara sejak kali pertama meraihnya pada
Asian Games 1982 di New Delhi, India.
Tim Merah
Putih Indonesia yang menjadi tuan rumah juga tak ketinggalan mencetak rekor
mengangumkan karena melebihi target yang dicanangkan pemerintah. Tim Nusantara Indonesia
berhasil mencapai perolehan tertinggi selama mengikuti Asian Games yaitu menempati
peringkat keempat dengan 98 medali: 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu. Yang
membanggakan adalah Indonesia menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara yang
berada di peringkat 10 besar.
Hanya
Thailand negara ASEAN yang memiliki posisi tertinggi di klasemen medali setelah
Indonesia. Tim Negeri Gajah Putih itu berada di posisi ke-12 dengan 73 medali:
11 emas, 16 perak dan 46 perunggu.
Sayangnya, dari
total 46 peserta Asian Games 2018 termasuk Korea Bersatu, ada delapan negara
yang tidak mendapat medali emas. Kedelapan negara itu adalah: Tajikistan, Laos,
Turkmenistan, Nepal, Pakistan, Afganistan, Myanmar, dan Suriah. Suriah menjadi
penutup klasemen akhir Asian Games kali
ini, dengan meraih 1 perunggu dari cabor atletik di nomor loncat tinggi putra.
Sementara
itu, dari seluruh kontestan Asian Games 2018, ada delapan negara yang gagal
mendapatkan medali.
Dalam arena
Asian Games kali ini, ada lima Negara yang memecahkan rekor medali emas di Jakarta-Palembang
yaitu Bahrain merebut 12 medali emas, memecahkan rekor sembilan medali emas di
2014. Kamboja merebut dua medali emas, dua kali lipat dari edisi 2014. Indonesia
merebur 31 emas, melewati rekor 11 medali emas di tahun 1962. Kirgistan meraih
dua medali emas, usai meraih satu medali emas di 2002 dan 2010. Uzbekistan
meraih 21 emas, melewati rekor mereka yakni 15 emas di 2002.
Bunga Nyimas
(Indonesia) dinobatkan menjadi peraih medali termuda di Asian Games 2018. Dia
meraih emas di cabor skateboard nomor street event putri pada umur 12 tahun 138
hari. Padahal, Zhang Minjie (China) pernah dinobatkan menjadi peraih medali
emas termuda, ketika di hari ulangtahun ke-14 dia memenangi nomor menyelam
sikronisasi 10 meter.
Sebaliknya,
peraih medali tertua di Asian Games 2018 adalah Bambang Hartono (Indonesia) di
umur 78 tahun pada cabor bridge nomor super team campuran dengan meraih medali
perunggu. Sedangkan Pranab Bardhan (India) adalah peraih medali emas tertua di
Asian Games kali ini dengan memenangi nomor beregu bridge putra cabor Bridge.
Meskipun
sempat ada beberapa masalah dalam pelaksanaannya, pada akhirnya Asian Games 2018
ternyata mendapat pujian yang tak sedikit. Salah satu hal yang menggelitik adalah
pengibaran bendera Cina. Sebelum penutupan Asian Games dimulai, tersebar
peringatan di media sosial dan pesan berantai di aplikasi chat bahwa dalam
upacara penutupan akan ada pengibaran bendera Cina, yang dikhawatirkan akan
dipakai oleh oposisi untuk mengembuskan isu dominasi Cina.
Berikut Catatan
Menarik Dari Sukses Indonesia sepanjang pelaksanaan Asian Games 2018.
1. Asian
Games Pertama Yang Berlangsung Di 2 Kota.
Pada 17
edisi sebelumnya, Asian Games hanya digelar di satu kota. Tetapi pada Asian
Games edisi ke 18 tahun 2018 ini Asian Games pertama kali berlangsung di dua
kota yaitu di Jakarta dan di Palembang.
2. Medali Terbanyak
Sepanjang Sejarah.
Setelah menjadi
tuan rumah pada tahun 1962, Indonesia kembali menjadi tuan rumah pada Asian
Games 2018, setelah Vietnam mengundurkan diri sebagai tuan rumah karena
mengalami krisis ekonomi. Menjadi tuan rumah untuk kali kedua, Indonesia berhasil
mencetak prestasi dalam beberapa cabang olahraga pada pesta olahraga empat
tahunan negara-negara Asia ini. Kontingen Indonesia bahkan mencatatkan tinta
emas pada Asian Games 2018 dengan meraih medali terbanyak sepanjang masa. Indonesia
secara keseluruhan meraup 98 keping medali pada Asian Games 2018, yaitu 31
medali emas, 24 medali perak, dan 43 medali perunggu. Medali emas terbanyak
diperoleh Tim Pencak silat kontingen Indonesia dengan raihan 14 medali emas dan
satu perunggu. Tetapi, dengan sebaran raihan medali yang banyak tersebut,
Indonesia hanya menduduki peringkat keempat di Asian Games 2018, sedangkan pada
Asian Games 1962 di Jakarta, Tim Merah Putih Nusantara pernah berada di
peringkat kedua.
3. Pondasi
yang Bagus untuk Wacana Indonesia Gelar Olimpiade 2032
4. Indonesia
Mampu melewati Target.
Kontingen Indonesia
berhasil melampaui target yang ditetapkan Pemeritah melalui KEMENPORA, yaitu menargetkan
raihan 16 medali emas dan masuk peringkat 10 besar. Faktanya, Tim Merah Putih Nusantara
berada di peringkat keempat dengan
mengumpulkan 31 medali emas, 24 medali perak, dan 43 medali perunggu, atau
total 98 medali. Sebelumnya, Indonesia.
Dibandingkan
dari jumlah perolehan medali emas Asian Games 2018, Kontingen Indonesia saat
ini menjadi yang terbaik sejak edisi pertama di New Delhi pada 1951. Raihan 31
medali emas delapan kali lipat lebih banyak ketimbang pencapaian kontingen Indonesia
pada Asian Games 2014 di Incheon. Hasil tersebut membuat Indonesia menjadi
satu-satunya negara dari kawasan Asia Tenggara yang berhasil mengakhiri Asian
Games 2018 di posisi 10 besar.
5. Cabor Lahan
Keberuntungan Kontingen Indonesia
Tim Merah
Putih meraih keuntungan dari 9 cabor baru yaitu : bridge, jestki, ju-jitsu,
kurash, paragliding, pencak silat, sambo, skateboard, dan panjat tebing. Selain
itu, Kontingen Indonesia merebut 20 medali emas dari 61 medali yang tersedia di
seluruh cabor tersebut, paling banyak di antara kontingen lain. Indonesia
dominan di Pencak silat dengan 14 emas dari 16 yang dipertandingkan.
Lima hal
yang jadi pembicaraan di sekitar upacara penutupan Asian Games 2018 termasuk
pengibaran bendera Cina dan keputusan Presiden Joko Widodo untuk menonton
bersama korban gempa di Lombok.
6. Banjir Pujian
Melalui
Twitternya, Perdana Menteri India Narendra Modi mengucapkan selamat kepada
rakyat Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018 yang tak terlupakan. Kolumnis
South China Morning Post menilai pelaksanaan Asian Games 2018 di
Jakarta-Palembang layak jadi kota kandidat Olimpiade. Meski ada kekhawatiran
tentang polusi udara, kemacetan, dan fakta bahwa Indonesia cuma punya waktu
tiga tahun untuk persiapan, Jakarta dan Palembang bisa bangga dengan karya
mereka, demikian tulisnya dalam artikel ini.
Presiden
Dewan Olimpiade Asia, Olympic Council of Asia Ahmad, OCA, Al-Fahad Al-Ahmed
Al-Sabah pun memuji Indonesia dalam pidatonya di acara penutupan.
"Langit
pun menangis karena sangat sedih, kami harus meninggalkan negaramu yang
indah," katanya dalam bahasa inggris. Dia melanjutkan dengan kata
berbahasa Indonesia "Kalian selalu di hati," kata dia saat memberikan
sambutan dalam acara penutupan.
7. Bonus Besar
Yang Langsung Cair Walau Tanpa Medali
Menteri
Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengatakan di Komplek Istana Negara bahwa Pemerintah
mengalokasikan anggaran senilai Rp. 210 miliar untuk bonus atlet dan pelatih
peraih medali Asian Games 2018. Anggaran tersebut bersumber dari Bagian
Anggaran Bendahara Umum Negara (BA-BUN). Bonus, sudah bisa dinikmati sekarang
juga. Semua penerima per hari ini (Minggu, 2/9/2018) sudah bisa melihat
angkanya di buku tabungan, sudah ada di ATM, dan ini sejarah. Baru kali ini
pemberian bonus bisa cepat.
Presiden
Joko Widodo memutuskan untuk memberikan bonus kepada para atlet dan pelatih
peraih medali Asian Games 2018 sebelum upacara penutupan digelar pada Minggu
malam. Acara pertemuan antara Jokowi dengan para atlet dan pelatih nasional
peraih medali Asian Games 2018 sekaligus diisi seremoni penyerahan bonus secara
simbolis. Presiden Jokowi memberi langsung bonus atlet peraih medali Asian
Games 2018. Untuk atlet perorangan, peraih medali emas, perak dan perunggu
masing-masing sebesar Rp. 1,5 miliar, Rp. 500 juta dan Rp. 250 juta. Sementara
atlet beregu, peraih medali emas, perak, perunggu masing-masing akan mendapat
Rp750 juta, Rp. 300 juta dan Rp. 150 juta per orang. Pelatih perorangan/ganda
peraih emas, perak, perunggu masing-masing mendapatkan Rp450 juta, Rp150 juta
dan Rp75 juta. Untuk pelatih beregu, peraih emas, perak, dan perunggu
masing-masing mendapatkan Rp600 juta, Rp200 juta dan Rp100 juta.
Bonus bagi
para atlet peraih medali emas, perak dan perunggu Asian Games 2018 itu
diberikan tanpa dipotong pajak.
Imam
mengatakan selain bonus tersebut, atlet juga akan menerima bonus lain berupa
pengangkatan menjadi PNS dan rumah. Kalau PNS butuh waktu karena harus ada
penyesuaian seperti prajabatan. Itu sudah tanpa tes tapi Jalur khusus. Yang
pasti meski mereka PNS, kerjanya bukan di bangku atau di ruangan. Kerjanya di
lapangan latihan terus. Sehingga pemerintah menjamin bulanannya. Kalau rumah
masih menunggu Kementerian PUPR.
Atlet peraih
medali emas Asian Games dari cabang olahraga Angkat Besi, Eko Yuli Irawan
mengaku menerima bonus tanpa dipangkas pajak. Eko pun memperlihatkan buku
tabungan bank BRI bertuliskan angka Rp. 1,5 miliar yang sudah diserahkan kepada
dirinya, pada hari ini (Antara, Minggu, 2/9/2018). Bonus Bersih, pajak sudah
ditanggung pemerintah.
Atlet peraih
medali perunggu Asian Games 2018 dari cabang bridge Bambang Hartono memuji
kecepatan pencairan bonus dari pemerintah. Luar biasa, apresiasi kepada
pemerintah dan pemberiannya sangat bagus sekali karena langsung apresiasi
(diberikan), juga tidak perlu atlet itu kembali lagi ke Jakarta, untuk terima
hadiah lagi. Itu sangat efisien, bagus sekali.
Peraih
medali emas pertama Indonesia dari cabang taekwondo, Defia Rosmaniar juga
menilai bonus dicairkan dengan cepat oleh pemerintah. Cepat banget, belum
penutupan langsung dapat [bonus], biasanya sebulan setelahnya baru dapat.
Setelah
memberikan bonus untuk para atlet peraih medali pada Minggu (02/09/2018) pagi,
Presiden Joko Widodo bertolak ke Lombok untuk menyaksikan penutupan Asian Games
bersama para korban gempa. Presiden Joko Widodo menyaksikan penutupan Asian
Games 2018 dari Lombok, namun memberikan sambutannya dari Lombok melalui video.
8. Drawa, Maskot Asian Games 2018 Yang Batal Tampil
Sebelum Kaka
si badak, Atung si rusa dan BhinBhin si burung cendrawasih menjadi maskot Asian
Games, ada Drawa. Drawa adalah burung cendrawasih berpakaian pencak silat. Namun
desain Drawa dinilai "seadanya" dan usang oleh warganet, saat desain
ini muncul pada 2015. Badan Ekonomi Kreatif dan Kementerian Pemuda dan Olahraga
kemudian mengganti maskot Asian Games menjadi Kaka, Atung dan BhinBhin.
Bagaimana
nasib Drawa? Sebuah twit berseri mengarang cerita tentang Drawa yang langsung
jadi populer di media sosial. Di tengah upacara penutupan #asiangames2018
tiba-tiba Bhin Bhin, Atung, Kaka, dan seisi stadion digemparkan oleh sesosok
makhluk yang muncul dari balik kegelapan.
Suksesnya
Asian Games 2018 memang telah menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Mari jadikan
momen ini meninggalkan masa masa suram kegalauan politik. Berharap semua elemen
bangsa bergerak maju ke kehidupan yang cerah dan meninggalkan kegelapan
politik!
Jayalah
Indonesia!
Karena,
Siapakah
Kita?
INDONESIA
No comments:
Write commentsTerim Kasih Komentarnya. Semoga menyenangkan