KOMPI+25

Komunitas Pendidikan Indonesia

Jaringan Komunikasi KOMUNITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Tuesday, 4 September 2018

Catatan Menarik Dari Asian Games 2018

Posted by   on Pinterest


Minggu tanggal 2 September 2018, Asian Games #18, berakhir dengan penuh kejutan. Dari 15 hari penyelenggaraan Asian Games edisi ke-18, hari ini cabang olahraga atletik di nomor triatlon campuran di Jakabaring Sport City menjadi laga pamungkas. Kontingen China Negeri Tirai Bambu resmi menjadi juara umum Asian Games 2018 setelah menempati peringkat pertama dalam klasemen akhir perolehan medali, dengan rincian: 132 medali emas, 92 perak, dan 65 perunggu. Itu merupakan juara umum ke-10 secara berturutturut bagi China secara sejak kali pertama meraihnya pada Asian Games 1982 di New Delhi, India.

Tim Merah Putih Indonesia yang menjadi tuan rumah juga tak ketinggalan mencetak rekor mengangumkan karena melebihi target yang dicanangkan pemerintah. Tim Nusantara Indonesia berhasil mencapai perolehan tertinggi selama mengikuti Asian Games yaitu menempati peringkat keempat dengan 98 medali: 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu. Yang membanggakan adalah Indonesia menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara yang berada di peringkat 10 besar.

Hanya Thailand negara ASEAN yang memiliki posisi tertinggi di klasemen medali setelah Indonesia. Tim Negeri Gajah Putih itu berada di posisi ke-12 dengan 73 medali: 11 emas, 16 perak dan 46 perunggu.

Sayangnya, dari total 46 peserta Asian Games 2018 termasuk Korea Bersatu, ada delapan negara yang tidak mendapat medali emas. Kedelapan negara itu adalah: Tajikistan, Laos, Turkmenistan, Nepal, Pakistan, Afganistan, Myanmar, dan Suriah. Suriah menjadi penutup klasemen akhir  Asian Games kali ini, dengan meraih 1 perunggu dari cabor atletik di nomor loncat tinggi putra.

Sementara itu, dari seluruh kontestan Asian Games 2018, ada delapan negara yang gagal mendapatkan medali.

Dalam arena Asian Games kali ini, ada lima Negara yang memecahkan rekor medali emas di Jakarta-Palembang yaitu Bahrain merebut 12 medali emas, memecahkan rekor sembilan medali emas di 2014. Kamboja merebut dua medali emas, dua kali lipat dari edisi 2014. Indonesia merebur 31 emas, melewati rekor 11 medali emas di tahun 1962. Kirgistan meraih dua medali emas, usai meraih satu medali emas di 2002 dan 2010. Uzbekistan meraih 21 emas, melewati rekor mereka yakni 15 emas di 2002.


Bunga Nyimas (Indonesia) dinobatkan menjadi peraih medali termuda di Asian Games 2018. Dia meraih emas di cabor skateboard nomor street event putri pada umur 12 tahun 138 hari. Padahal, Zhang Minjie (China) pernah dinobatkan menjadi peraih medali emas termuda, ketika di hari ulangtahun ke-14 dia memenangi nomor menyelam sikronisasi 10 meter.

Sebaliknya, peraih medali tertua di Asian Games 2018 adalah Bambang Hartono (Indonesia) di umur 78 tahun pada cabor bridge nomor super team campuran dengan meraih medali perunggu. Sedangkan Pranab Bardhan (India) adalah peraih medali emas tertua di Asian Games kali ini dengan memenangi nomor beregu bridge putra cabor Bridge.

Meskipun sempat ada beberapa masalah dalam pelaksanaannya, pada akhirnya Asian Games 2018 ternyata mendapat pujian yang tak sedikit. Salah satu hal yang menggelitik adalah pengibaran bendera Cina. Sebelum penutupan Asian Games dimulai, tersebar peringatan di media sosial dan pesan berantai di aplikasi chat bahwa dalam upacara penutupan akan ada pengibaran bendera Cina, yang dikhawatirkan akan dipakai oleh oposisi untuk mengembuskan isu dominasi Cina.

Berikut Catatan Menarik Dari Sukses Indonesia sepanjang pelaksanaan Asian Games 2018.

1. Asian Games Pertama Yang Berlangsung Di 2 Kota.

Pada 17 edisi sebelumnya, Asian Games hanya digelar di satu kota. Tetapi pada Asian Games edisi ke 18 tahun 2018 ini Asian Games pertama kali berlangsung di dua kota yaitu di Jakarta dan di Palembang.

2. Medali Terbanyak Sepanjang Sejarah.

Setelah menjadi tuan rumah pada tahun 1962, Indonesia kembali menjadi tuan rumah pada Asian Games 2018, setelah Vietnam mengundurkan diri sebagai tuan rumah karena mengalami krisis ekonomi. Menjadi tuan rumah untuk kali kedua, Indonesia berhasil mencetak prestasi dalam beberapa cabang olahraga pada pesta olahraga empat tahunan negara-negara Asia ini. Kontingen Indonesia bahkan mencatatkan tinta emas pada Asian Games 2018 dengan meraih medali terbanyak sepanjang masa. Indonesia secara keseluruhan meraup 98 keping medali pada Asian Games 2018, yaitu 31 medali emas, 24 medali perak, dan 43 medali perunggu. Medali emas terbanyak diperoleh Tim Pencak silat kontingen Indonesia dengan raihan 14 medali emas dan satu perunggu. Tetapi, dengan sebaran raihan medali yang banyak tersebut, Indonesia hanya menduduki peringkat keempat di Asian Games 2018, sedangkan pada Asian Games 1962 di Jakarta, Tim Merah Putih Nusantara pernah berada di peringkat kedua.


3. Pondasi yang Bagus untuk Wacana Indonesia Gelar Olimpiade 2032

Presiden International Olympic Committee, Thomas Bach, (BolaSport.com di Senayan, Jakarta, Minggu, 2/9/2018) menilai penyelenggaraan Asian Games 2018 adalah pondasi yang solid. Kiprah Indonesia selama Asian Games 2018 baik. Indonesia layak bangga atas Asian Games 2018 di berbagai aspek. Penampilan atlet Indonesia juga melebihi ekspektasi. Indonesia menunjukkan kemampuan bekerja dengan efisien dan ramah. Pelaksanaan Asian Games 2018 sudah cukup jadi pondasi solid jika Indonesia mau mencalonkan diri sebagai tuan rumah Olimpiade 2032. Asian Games 2018 sudah jadi dasar yang bagus untuk Indonesia kalau ingin jadi tuan rumah Olimpiade. Negara Indonesia sudah membuktikan bisa menyelenggarakan turnamen besar. Gunakan warisan Asian Games 2018 ini untuk mempertahankan momentum dan menghubungkan masyarakat dengan olahraga, serta memanfaatkan fasilitas yang sudah tersedia untuk menjaga kompetisi olahraga terbesar sejagat itu.

4. Indonesia Mampu melewati Target.

Kontingen Indonesia berhasil melampaui target yang ditetapkan Pemeritah melalui KEMENPORA, yaitu menargetkan raihan 16 medali emas dan masuk peringkat 10 besar. Faktanya, Tim Merah Putih Nusantara  berada di peringkat keempat dengan mengumpulkan 31 medali emas, 24 medali perak, dan 43 medali perunggu, atau total 98 medali. Sebelumnya, Indonesia.
Dibandingkan dari jumlah perolehan medali emas Asian Games 2018, Kontingen Indonesia saat ini menjadi yang terbaik sejak edisi pertama di New Delhi pada 1951. Raihan 31 medali emas delapan kali lipat lebih banyak ketimbang pencapaian kontingen Indonesia pada Asian Games 2014 di Incheon. Hasil tersebut membuat Indonesia menjadi satu-satunya negara dari kawasan Asia Tenggara yang berhasil mengakhiri Asian Games 2018 di posisi 10 besar.

5. Cabor Lahan Keberuntungan Kontingen Indonesia

Tim Merah Putih meraih keuntungan dari 9 cabor baru yaitu : bridge, jestki, ju-jitsu, kurash, paragliding, pencak silat, sambo, skateboard, dan panjat tebing. Selain itu, Kontingen Indonesia merebut 20 medali emas dari 61 medali yang tersedia di seluruh cabor tersebut, paling banyak di antara kontingen lain. Indonesia dominan di Pencak silat dengan 14 emas dari 16 yang dipertandingkan.
Lima hal yang jadi pembicaraan di sekitar upacara penutupan Asian Games 2018 termasuk pengibaran bendera Cina dan keputusan Presiden Joko Widodo untuk menonton bersama korban gempa di Lombok.

6. Banjir Pujian

Melalui Twitternya, Perdana Menteri India Narendra Modi mengucapkan selamat kepada rakyat Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018 yang tak terlupakan. Kolumnis South China Morning Post menilai pelaksanaan Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang layak jadi kota kandidat Olimpiade. Meski ada kekhawatiran tentang polusi udara, kemacetan, dan fakta bahwa Indonesia cuma punya waktu tiga tahun untuk persiapan, Jakarta dan Palembang bisa bangga dengan karya mereka, demikian tulisnya dalam artikel ini.

Presiden Dewan Olimpiade Asia, Olympic Council of Asia Ahmad, OCA, Al-Fahad Al-Ahmed Al-Sabah pun memuji Indonesia dalam pidatonya di acara penutupan.

"Langit pun menangis karena sangat sedih, kami harus meninggalkan negaramu yang indah," katanya dalam bahasa inggris. Dia melanjutkan dengan kata berbahasa Indonesia "Kalian selalu di hati," kata dia saat memberikan sambutan dalam acara penutupan.

7. Bonus Besar Yang Langsung Cair Walau Tanpa Medali

Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengatakan di Komplek Istana Negara bahwa Pemerintah mengalokasikan anggaran senilai Rp. 210 miliar untuk bonus atlet dan pelatih peraih medali Asian Games 2018. Anggaran tersebut bersumber dari Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara (BA-BUN). Bonus, sudah bisa dinikmati sekarang juga. Semua penerima per hari ini (Minggu, 2/9/2018) sudah bisa melihat angkanya di buku tabungan, sudah ada di ATM, dan ini sejarah. Baru kali ini pemberian bonus bisa cepat.

Presiden Joko Widodo memutuskan untuk memberikan bonus kepada para atlet dan pelatih peraih medali Asian Games 2018 sebelum upacara penutupan digelar pada Minggu malam. Acara pertemuan antara Jokowi dengan para atlet dan pelatih nasional peraih medali Asian Games 2018 sekaligus diisi seremoni penyerahan bonus secara simbolis. Presiden Jokowi memberi langsung bonus atlet peraih medali Asian Games 2018. Untuk atlet perorangan, peraih medali emas, perak dan perunggu masing-masing sebesar Rp. 1,5 miliar, Rp. 500 juta dan Rp. 250 juta. Sementara atlet beregu, peraih medali emas, perak, perunggu masing-masing akan mendapat Rp750 juta, Rp. 300 juta dan Rp. 150 juta per orang. Pelatih perorangan/ganda peraih emas, perak, perunggu masing-masing mendapatkan Rp450 juta, Rp150 juta dan Rp75 juta. Untuk pelatih beregu, peraih emas, perak, dan perunggu masing-masing mendapatkan Rp600 juta, Rp200 juta dan Rp100 juta.

Bonus bagi para atlet peraih medali emas, perak dan perunggu Asian Games 2018 itu diberikan tanpa dipotong pajak.

Imam mengatakan selain bonus tersebut, atlet juga akan menerima bonus lain berupa pengangkatan menjadi PNS dan rumah. Kalau PNS butuh waktu karena harus ada penyesuaian seperti prajabatan. Itu sudah tanpa tes tapi Jalur khusus. Yang pasti meski mereka PNS, kerjanya bukan di bangku atau di ruangan. Kerjanya di lapangan latihan terus. Sehingga pemerintah menjamin bulanannya. Kalau rumah masih menunggu Kementerian PUPR.

Atlet peraih medali emas Asian Games dari cabang olahraga Angkat Besi, Eko Yuli Irawan mengaku menerima bonus tanpa dipangkas pajak. Eko pun memperlihatkan buku tabungan bank BRI bertuliskan angka Rp. 1,5 miliar yang sudah diserahkan kepada dirinya, pada hari ini (Antara, Minggu, 2/9/2018). Bonus Bersih, pajak sudah ditanggung pemerintah.

Atlet peraih medali perunggu Asian Games 2018 dari cabang bridge Bambang Hartono memuji kecepatan pencairan bonus dari pemerintah. Luar biasa, apresiasi kepada pemerintah dan pemberiannya sangat bagus sekali karena langsung apresiasi (diberikan), juga tidak perlu atlet itu kembali lagi ke Jakarta, untuk terima hadiah lagi. Itu sangat efisien, bagus sekali.

Peraih medali emas pertama Indonesia dari cabang taekwondo, Defia Rosmaniar juga menilai bonus dicairkan dengan cepat oleh pemerintah. Cepat banget, belum penutupan langsung dapat [bonus], biasanya sebulan setelahnya baru dapat.

Setelah memberikan bonus untuk para atlet peraih medali pada Minggu (02/09/2018) pagi, Presiden Joko Widodo bertolak ke Lombok untuk menyaksikan penutupan Asian Games bersama para korban gempa. Presiden Joko Widodo menyaksikan penutupan Asian Games 2018 dari Lombok, namun memberikan sambutannya dari Lombok melalui video.

8. Drawa, Maskot Asian Games 2018 Yang Batal Tampil

Sebelum Kaka si badak, Atung si rusa dan BhinBhin si burung cendrawasih menjadi maskot Asian Games, ada Drawa. Drawa adalah burung cendrawasih berpakaian pencak silat. Namun desain Drawa dinilai "seadanya" dan usang oleh warganet, saat desain ini muncul pada 2015. Badan Ekonomi Kreatif dan Kementerian Pemuda dan Olahraga kemudian mengganti maskot Asian Games menjadi Kaka, Atung dan BhinBhin.
Bagaimana nasib Drawa? Sebuah twit berseri mengarang cerita tentang Drawa yang langsung jadi populer di media sosial. Di tengah upacara penutupan #asiangames2018 tiba-tiba Bhin Bhin, Atung, Kaka, dan seisi stadion digemparkan oleh sesosok makhluk yang muncul dari balik kegelapan.

Suksesnya Asian Games 2018 memang telah menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Mari jadikan momen ini meninggalkan masa masa suram kegalauan politik. Berharap semua elemen bangsa bergerak maju ke kehidupan yang cerah dan meninggalkan kegelapan politik!

Jayalah Indonesia!
Karena,
Siapakah Kita?

INDONESIA

No comments:
Write comments

Terim Kasih Komentarnya. Semoga menyenangkan

KABAR TEMAN

ARSIP

*** TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG *** SEMOGA BERMANFAAT *** SILAHKAN DATANG KEMBALI ***
Komunitas Pendidikan Indonesia. Theme images by MichaelJay. Powered by Blogger.
Hai, Kami Juga Hadir di Twitter, like it - @iKOMPI25
Kirim Surat