Peserta dan Model Ujian Nasional
Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy di Jakarta, Minggu (8/4/2018)
mengklaim persiapan Ujian Nasional (UN) untuk jenjang sekolah menengah atas
(SMA) atau sederajat, 9-12 April, sudah matang. Berbagai kekurangan yang
terjadi tahun lalu diusahakan bisa disempurnakan di dalam pelaksanaan UN tahun 2018.
Tetapi memang masih banyak hal yang harus dibenahi. Khususnya yang UN berbasis
komputer (UNBK), masalah yang muncul bersifat klasik, yakni jaringan internet
dan listrik. Ujian Nasional 2018, 78 Persen Berbasis Komputer. Pemenuhan sarana
seperti komputer dilakukan secara bertahap. Dari tahun ke tahun ada penambahan Mengenai
keluhan biaya tambahan di sejumlah sekolah karena pelaksanaan UNBK, dimungkinkan
asal prosedur dan ketentuannya tidak menyimpang.
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan pelaksanaan UN tahun 2018
masih terbagi menjadi dua moda yakni kertas dan pensil (UNKP) dan berbasis
komputer (UNBK). Selain UN, siswa juga bakal mengikuti Ujian Sekolah Berbasis
Nasional (USBN). Data Kemendikbud mencatat UN tahun ini bakal diikuti oleh 8,1
juta peserta didik dan 96 ribu satuan pendidikan. Pelaksanaan UN untuk SMK
digelar pada 2-5 April, sedangkan SMA/MA pada 9-12 April. UN untuk jenjang SMP
dilaksanakan pada 23-26 April. Ujian nasional (UN) tingkat SMP/MTs, UN dimulai pada
23-26 April 2018.
Kepala
Badan Standar Nasional Pendidikan Kemendikbud Bambang Suryadi saat konferensi
pers persiapan UN di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Selasa (13/3) mengatakan
bahwa metode UN melalui UNBK mencapai 78 persen dari seluruh pelaksanaan UN
untuk SMK/SMA/MA sederajat dan SMP/MTs sederajat dan ada 16 provinsi yang siap
menyelenggarakan 100 persen UNBK SMA sederajat seperti DKI Jakarta, Aceh bahkan
provinsi terbaru Kalimantan Utara. Tercatat, sebanyak 6.293.552 peserta didik
bakal mengikuti UNBK. Jumlah ini meningkat dari peserta UNBK tahun lalu
sebanyak 3,7 juta siswa karena ditunjang
dengan adanya penggunaan bersama sumber daya yang tersedia. Ada resource
sharing misalnya milik SMA digunakan SMK dan sebaliknya, karena jadwalnya
berbeda. Biasanya penggandaan soal dan distribusi bisa mencapai Rp135 miliar
sekarang jadi Rp35 miliar, turun 35 persen. Kemendikbud menyatakan pelaksanaan
UNBK lebih efektif dan efisien dibanding UNKP. UNBK dapat menghemat anggaran
yang sebelumnya mencapai Rp135 miliar menjadi Rp35 miliar. Walaupun, hasil dari
UNBK cenderung menurun, UNBK disebut juga efektif meminimalisir kecurangan dan
kesalahan yang banyak terjadi saat pelaksanaan UNKP. UNBK sangat efektif
meningkatkan indeks integritas atau kejujuran dalam UN, tapi selama tiga tahun
ini ada penurunan prestasi.
Sementara
itu, Kemdikbud menyatakan persiapan penyelenggaraan UNKP yang diikuti oleh 22
persen peserta didik juga berjalan lancar. Distribusi naskah dan penggandaan
soal sudah mencapai 100 persen untuk jenjang SMA/MA sederajat dan masih 19
persen untuk SMP/MTs. Pelaksanaan UNKP juga diawasi agar soal tidak tersebar. Pelaksanaan
UN tahun ini untuk pertama kalinya bakal mengeluarkan soal isian singkau untuk
UN mata pelajaran matematika. Total soal isian singkat itu berjumlah 10 persen
dari keseluruhan soal. Untuk mata ujian peminatan di SMA siswa juga dapat
memilih salah satu pelajaran saja yang di-UNkan. Pada peminatan IPA, siswa
dapat memilih mata pelajaran biologi, kimia atau fisika. Sedangkan siswa IPS,
dapat memilih antara sosiologi, geografi, atau ekonomi. Sejak 2015, hasil UN
sudah tidak lagi menentukan kelulusan. Kelulusan ditentukan oleh sekolah.
Dilansir
dari CNN Indonesia, sebanyak 1.983.568 siswa sekolah menengah atas akan
mengikuti ujian nasional di 21.143 sekolah. Namun belum semua siswa sudah
mengikuti ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Antara menyebut, sebanyak
1.812.565 di 18.353 atau 91 persen siswa sudah mengikuti UNBK sementara 171.003
siswa masih mengikuti UN berbasis kertas pensil di 2.790 sekolah.
Sekretaris
Jenderal Federasi Serikat Guru Indonsia (FSGI) Heru Purnomo mengatakan UN masih
diwarnai kesulitan sinkronisasi karena kesiapan teknisi yang kurang memadai
khususnya di Madrasah Aliyah (MA). Mereka kekurangan jumlah komputer sehingga
sekolah harus pinjam ke pihak-pihak lain, dan biaya tambahan yang lebih besar
dibandingkan jika UN berbasis kertas, apalagi sebagian besar melakukan UNBK
dalam tiga sesi walaupun ada yang satu sesi seperti sekolah swasta di Jakarta. Berdasarkan
pantauan FSGI, persiapan sarana UNBK SMA mencapai 71 persen menunjukkan
kesiapan sarana Computer Based Test (CBT) yang berasal dari sekolah tersebut.
Sementara, 29 persen minim komputer. Alhasil, penyelenggara UNBK SMA harus
meminjam dari siswa, guru, dan sekolah lain. Siswa Sekolah Menegah Atas dan
Madrasah Aliyah yang mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tahun
ini sebanyak 1.812.565 siswa. Jumlah tersebut mencakup 91 persen dari total
siswa jenjang pendidikan SMA/MA di 18.353 sekolah di Indonesia.
Inspektur
Jenderal Kemendikbud, Daryanto, melalui keterangan tertulis, Senin (9/4/2018) mengklaim
pada hari pertama pelaksanaan UN jenjang pendidikan SMA berjalan dengan lancar,
baik, dan sesuai dengan SOP. Daryanto memantau UNBK di tiga sekolah, yakni SMA
Negeri 45 Jakarta Utara, SMA PGRI 12 Jakarta Utara, dan SMA Pangudi Luhur
Jakarta Selatan.
Berdasarkan
data yang masuk pada Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud
hingga 9 Maret 2018, terdapat 16 Provinsi yang 100 persen menyelenggarakan UNBK
SMA, yakni Banten, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Aceh, Bangka
Belitung, DI. Yogyakarta, DKI. Jakarta, Gorontalo, Jawa Barat, Kalimantan
Barat, Kalimantan Utara, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Jawa
Timur, dan Sulawesi Tengah.
Menurut
Daryanto, UNBK dapat dilaksanakan di seluruh sekolah di Indonesia dengan adanya
kerjasama yang baik antarsekolah. Sekolah-sekolah dapat saling berbagi
sumberdaya. Bagi yang sudah memiliki fasilitas komputer, dapat meminjamkan atau
bersedia menjadi tempat ujian bagi sekolah yang belum memiliki fasilitas
komputer. Pada pelaksanaan UNBK SMK, pengaduan yang masuk sangat kecil. Para
siswa dimintd untuk melaksanakan ujian dengan kemampuan sendiri. Tetap fokus
pada ujian dan jangan percaya dengan adanya isu-isu bocornya soal UN atau
adanya kunci jawaban UN. Sementara itu, masih ada 171.003 peserta atau 9 persen
SMA/MA di 2.790 sekolah yang mengikuti Ujian Nasional Berbasis Kertas dan
Pensil (UNKP).
Sementara
itu, Ahmad Umar, Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan
Madrasah, KEMENAG, saat mendampingi Dirjen Pendidikan Islam, Kemenag,
Kamiruddin Amin meninjau pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin (9/4/2018)
mengatakan UN bukan sekadar mengerjakan soal, melainkan menjaga integritas
siswa dalam mengerjakan soal. Berapa minimal yang lulus tidak dipatok karena
yang terpenting adalah kejujuran siswa-siswi dalam proses UN tersebut. Tahun
lalu tingkat kelulusan siswa Madrasah Aliyah mencapai 100%. Dan di 2018
pihaknya meyakini pencapaiannya juga baik. Namun Kementerian Agama (Kemenag)
menyatakan tidak membuat target untuk jumlah kelulusan siswa Madrasah Aliyah
(MA).
Kamiruddin
Amin mengatakan, siswa-siswi MA sangat siap menghadapi UNBK. Begitupun dari
sisi sarana dan prasarananya. Sebanyak 93% sekolah atau siswa-siswi MA
melaksanakan UNBK. Hanya 7% yang ujian dengan kertas. Tahun 2018 ada 7.932
siswa MA yang mengikuti UN. Sebanyak 7.000 siswa mengikuti UNBK. Jumlah itu di
atas Kemendiknas yang berada di angka 91%.
Direktur
Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Ahmad Zayadi di Jakarta,
(Sabtu, 10/3/2018)mengatakan, Kementerian Agama mengatakan pertama kali
menggelar ujian akhir berstandar nasional untuk satuan Pendidikan Diniyah
Formal (PDF). Ujian yang disebut dengan istilah Imtihan Wathani ini merupakan
gelaran perdana untuk siswa PDF tingkat Ulya (setingkat MA/SMA). Imtihan
Wathani tahun 2018 ini diikuti 836 santri, terdiri dari 431 santri putra dan
405 santri putri. Imtihan Wathani ini berlangsung tiga hari, 10-12 Maret 2018.
Menurut Zayadi, saat ini ada 38 PDF yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari
jumlah itu, Imtihan Wathani tahun ini baru digelar di 14 satuan PDF Ulya.
Aneka
Peristiwa Dalam Pelaksanaan UN
Meski
kini nilai UN tidak menjadi satu-satunya tolak ukur kelulusan, dari tahun ke
tahun momen UN memang selalu menjadi perhatian banyak pihak. Tak hanya siswa,
melainkan juga orang tua murid serta pihak sekolah. Orang tua berperan dalam
mempersiapkan sang buah hati dengan memberikan dukungan dan motivasi. Sementara
pihak sekolah wajib mempersiapkan kegiatan pemantapan kepada siswa melalui
aktivitas pendalaman materi, pengayaan dan pelatihan tata cara ujian, terlebih
saat ini dikenal sistem UNBK, Ujian Nasional Berbasis Komputer.
Kepala Dinas Pendidikan Kepri, Arifin Nasir (Senin, 9/4/2018)
mengatakan pada pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat
sekolah menengah akhir ( SMA) di Kepulauan Riau (Kepri) diketahui ada dua
sekolah yang menumpang tempat ujian ke sekolah lain. Karena keterbatasan
komputer yang dimiliki sekolah tersebut, SMAN 5 Batam menumpang ke gedung SMKN
1 Batam. Di Kepri ada 48 SMA yang mengikuti UNBK. Sementara di Batam ada 22 SMA
yang melakukan UNBK mandiri. Demi kelancaran SMA yang melaksanakan UN dengan
berbasis komputer, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan PLN agar tidak ada
gangguan listrik nantinya.
Dilansir dari KOMPAS.com, salah satu siswa kelas XII
IPA 1 SMAN 1 Batam yang mengikuti UNBK, Nawang Setyoningsih, mengatakan kepada
Kompas.com, untuk bidang studi Bahasa Indonesia ada 50 soal, memang tidak
begitu sulit, tetapi membingungkan. Sebab, ada beberapa soal yang jawabannya
mirip-mirip, jadi agak sulit untuk memilihnya. Ada satu komputer yang mengalami
kendala pada hari pertama di ruang kelasnya sehingga harus dilakukan dengan
komputer yang lain. Sementara itu sebanyak 13 siswa SMA Negeri Pinogu,
Kabupaten Bone Bolango, (Sabtu, 7/4/2018) berjalan menyusuri hutan sejak pagi
hingga sore untuk bisa mengikuti Ujian Nasonal karena lokasi permukiman mereka
berada di dalam kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. Sejak pukul 05.30
Wita, mereka bersama sejumlah guru, masuk hutan belantara dengan berjalan kaki sampai
pukul 15.00 Wita di desa pertama setelah hutan, Tulabolo. Lalu mereka dijemput
dengan mobil bak terbuka untuk dibawa menginap ke rumah salah satu guru yang
berada di Suwawa. Salah seorang siswa,
Pelaksanaan
UNBK pada hari terakhir di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1
Seimenggaris, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, sempat terkendala dengan
jaringan internet. Penanggung jawab teknis pelaksanaan UNBK SMKN 1 Nunukan,
David, (Kamis, 5/4/2018) mengatakan, pelaksanaan ujian terpaksa diundur hingga
1,5 jam. Sulitnya jaringan internet juga sempat dialami SMKN 1 Seimenggaris
dalam pelaksanaan UNBK sebelumnya. Tahun ini SMKN 1 Seimenggaris mendapat
bantuan 35 unit komputer dari Provinsi Kalimantan Utara atas prestasimya
berhasil menyelenggarakan UNBK pada tahun 2017 meski dengan laptop pinjaman
dari perusahaan dan orang tua siswa untuk menyelenggarakan UNBK.
Pelaksanaan UNBK di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) DDI Polewali Mandar, Sulawesi Barat, berlangsung molor hingga 1,5 jam, Rabu (4/4/2018). Jadwal ujian yang seharusnya dimulai pukul 07.30 Wita ternyata baru dimulai pukul 09.00 Wita. Sistem koneksi jaringan server yang macet alias bermasalah membuat panitia dan peserta ujian merasa cemas dan panik. Ratusan siswa peserta UNBK terlihat hanya mondar-mandir di depan ruangan ujian atau duduk-duduk di luar ruang ujian sambil bersenda gurau dengan temannya sambil menunggu petugas teknis berusaha menghubungkan koneksi sistem jaringan server yang bermasalah. Sedianya ujian digelar mulai pukul 07.30 Wita dalam tiga sesi, tetapi jadwal molor hingga pukul 09.00 Wita baru bisa dimulai.
Pada
hari kedua pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) para pelajar
tingkat tiga harus mengerjakan ujian dengan mata pelajar Matematika dan
menggunakan komputer sebagai alat mengerjakan soal. Beda dengan Ujian Nasional
sebelumnya, kali ini tidak hanya ada soal pilihan ganda melainkan siswa-siswi
harus mengisi soal esai. Namun siapa sangka, usai ujian hari ini ditempuh, akun
Instagram resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (Kemendikbud)
@pustekkom_kemdikbud diserang oleh netizen yang mayoritas adalah siswa-siswa
SMA yang menempuh UNBK. Komentar yang disampaikan oleh siswa-siswi ini memang
menyedihkan namun sedikit menggelitik, mereka mengeluhkan soal ujian matematika
hari ini yang sangat sulit dan diluar dari ekspektasi mereka sperti try out dan
latihan-latihan sebelumnya.
Akun
Instagram @astridnathaniap yang mengeluhkan soal ujian Matematika tidak sesuai
dengan apa yang telah dipelajarinya selama ini, "pak, saya sudah les
betahun-tahun dan akhirnya soal yang keluar seperti ini? :" sungguh kecewa
sy pak ): sekarang kepala saya sakit pak hanya karena soal matematika...".
"pak
kasian temen saya pak @ikkysftr dia ketawa sambil ngelus elus laptopnya
berharap nemu jawabannya," ujar akun Instagram @fanysiaa_
"kalo
tau soal mtk kaya tadi mah mending gua ngaji doang aja gausa belajar,"
tutur akun Instagram @nisrinaahsn
Bagi
para peserta UN, momen ini menjadi sangat istimewa dan tonggak bersejarah dalam
hidup. UN akan menentukan nasib mereka di masa yang akan datang. Karenanya,
segala upaya akan mereka lakukan untuk mencapai hasil terbaik. Tak ingin gagal,
berikut 5 persiapan yang dilakukan para siswa untuk mencapai hasil optimal.
Jajak pendapat Litbang SINDO mencoba merangkumnya dalam sebuah survei yang
dilakukan terhadap 200 calon peserta UN 2018 asal Jabodetabek.
1.
Les tambahan di luar jam sekolah
46%
responden menganggap aktivitas ini perlu demi meningkatkan pemahaman dan
pendalaman terhadap materi mata pelajaran. Bisa dilakukan di sekolah atau
dengan mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah. Siswa bisa mendapat banyak
manfaat positif karena mereka lebih memahami materi pelajaran dan juga terampil
dalam mengerjakan soal-soal ujian.
2.
Latihan soal di rumah
Rajin
mengerjakan latihan soal di rumah juga membantu melatih kelancaran. 12%
responden menganggap cara ini efektif untuk belajar karena bisa mengetahui
sampai sejauh mana pemahaman akan suatu materi.
3.
Membentuk kelompok belajar dengan teman
10%
responden menganggap sistem belajar secara berkelompok bisa menghadirkan proses
pertukaran ide dan adanya diskusi dalam sudut pandang yang berbeda atas suatu
persoalan tertentu. Berkumpul bersama teman-teman senasib juga bisa mengurangi
tingkat stres yang menyerang jelang UN.
4.
Meningkatkan ibadah
Ketenangan
dan keiklasan akan tercipta melalui doa, sehingga siswa bisa lebih
berkonsentrasi saat menghadapi UN. Oleh karena itu, di tengah aneka persiapan
akademis, para siswa tak lupa untuk mendekatkan diri pada Tuhan.
5.
Menjaga kesehatan
Serangan
penyakit dapat membuat siswa menjadi tidak fokus yang bisa berpengaruh terhadap
hasil ujian. Maka menjaga kesehatan juga masuk dalam daftar persiapan yang
harus dilakukan. Apalagi dalam kondisi jelang UN, anak-anak kerap berada dalam
kondisi stres yang bisa berpengaruh terhadap kesehatan fisik mer
www.cnnindonesia.com
https://kompas.com
http://tribunnews.com/
No comments:
Write commentsTerim Kasih Komentarnya. Semoga menyenangkan