KOMPI+25

Komunitas Pendidikan Indonesia

Jaringan Komunikasi KOMUNITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Monday, 18 June 2018

Ternyata, Membangun Karakter Harus Sejak Usia Dini

Posted by   on Pinterest

Cara Membentuk Karakter Anak Usia Dini


Jika ditanya kapan waktu yang tepat untuk menentukan kesuksesan dan keberhasilan seseorang? Maka, jawabnya adalah pada saat masih usia dini! Benarkah?

Berikut Fakta yang telah banyak diteliti oleh para peneliti dunia.
Pada saat usia antara 0-6 tahun, otak berkembang sangat cepat hingga 80 persen. Pada usia tersebut otak menerima dan menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah masa-masa yang dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk. Karena itu, banyak yang menyebut masa tersebut sebagai masa-masa emas anak (Golden Age).

Brazelton seorang ahli Perkembangan dan Perilaku Anak dari Amerika dalam penelitian menyebutkan bahwa pengalaman anak pada bulan dan tahun pertama kehidupannya sangat menentukan apakah anak ini akan mampu menghadapi tantangan dalam kehidupannya dan apakah ia akan menunjukkan semangat tinggi untuk belajar dan berhasil dalam pekerjaannya.

Berikut Cara Membentuk Karakter Anak Usia Dini yang efektif sehingga menjadi pribadi yang berkarakter :

1. Bersikap Konsisten
Pembangunan karakter bisa dimulai dari sikap konsisten yang anda tunjukan dan lakukan. Dimana anak akan melakukan apa yang anda perintahkan, seperti jangan memakan benda asing, jangan duduk sembarangan, atau jangan membuang mainan sembarangan. (Baca juga: psikologi pendidikan). Namun ada hal yang akan mengganjal mereka dimana anda tidak konsisten dalam mendidik atau memberikan nasihat dan patahan. Misalnya karena anda malas anda juga membuang sebuah bantal sembarangan dan mereka melihat, maka pendidikan karakter anda akan gagal. Atau misalnya anda tidak memarahi mereka akan hal yang salah, namun besoknya anda kembali memarahinya. Hal seperti ini membuat anak bingung dan justru mengganggu konsep dan pola pikir diri mereka akan hal yang salah dan benar (Baca: Konsep Diri dalam Psikologi).

2. Pendidikan Keagamaan
Pendidikan akan takut mengenai Tuhan, bagaimana anda beribadah dan memiliki keyakinan harus ditanaman dari kecil. Mengajak mereka pergi ke masjid, gereja dan lainnya. Lalu menyekolahkan mereka dengan sekolah minggu atau mengajak mereka mengaji bersama anak-anak lain. Meskipun mereka belum mengerti hakikat utamanya, setidaknya mereka sudah ditanamkan sifat takut akan Tuhan sejak awal. Semakin dini anda menanaman hal ini pada seorang anak maka akan semakin kuat iman mereka, terutama ketika mereka sudah mengalami pubertas nantinya.

3. Input yang Diterima
Kebiasaan merupakan hal yang paling dianggap sepele padahal penting dan juga riskan, dimana anda harus tahu bahwa anak yang sudah dididik sejak kecil dengan kebiasaan yang baik, ketika besar mereka akan terbiasa dengan pendidikan tersebut. Jika memang mereka menyimpang dan melakukan perilaku abnormal, biasanya alam bawah sadar atau psikologis  mereka merasa ada yang salah dan tidak sesuai. Maka, pada akhirnya, mereka akan kembali ke kebiasaan mereka, inilah yang menjadi kunci para orang tua untuk menerapan kebiasaan sejak dini ke jalur yang baik. Misalnya dengan makan menggunakan tangan kanan, berbicara sopan dan perlahan, serta duduk dengan teratur. Hal kecil seperti ini akan mempengaruhi tata krama mereka ketika besar.

4. Anak adalah Peniru yang Baik
Anak adalah seorang ahli peniru. Ketika anda mendidik karakter anak sejak dini, secara tidak langsung anda mengintrospeksi sikap dan perilaku anda kembali. Karena anak-anak sangat mudah belajar dan juga meniru. Apa yang mereka lihat maka akan ditiru tanpa tahu baik atau buruk. Untuk orang tua penting memberikan media yang tepat pada anak-anak, apa yang mereka tonton, bagaimana lingkungan sekolah dan rumahnya. Bisa menjadi cara yang tepat untuk membentuk karakter yang memang benar sejak awal. (Baca juga: kecerdasan interpersonal). Apabila sang anak memiliki kakak, sang kakak juga perlu mencontohkan yang baik terhadap adiknya. karena adik cenderung lebih mengikuti apa yang telah dilakukan sang kakak. Hal ini dikarenakan pemikiran mereka bahwa sang kakak telah diberi ajaran terlebih dahulu oleh orang tua sehingga apa yang dilakukan sang kakak dianggap benar.

5. Tidak Memanjakan
Bagi orangtua sangat jamak bahwa anak adalah harta yang berharga dan apapun yang mereka inginkan dan membuatnya bahagia bisa membuat mereka bahagia. Salahnya teori ini berdampak pada sikap dan sifat anak-anak baik ketika masih kecil maupun sudah beranjak remaja hingga dewasa. Mereka yang hanya tahu merengek dan terkabul keinginannya akan menjadi karakter yang lemah, cepat putus asa, dan memiliki ego yang besar. Cobalah untuk memikirkan jangka panjang akan sikap dan sifat mereka, jangan selalu biasakan untuk memberikan mainan atau apa yang mereka inginkan. Sedih memang sejak awal melihat mereka menangis, namun anda akan tahu bahwa itu baik untuk anak-anak dalam hal membentuk karakter.

6. Lakukan Hal Kecil
Hal kecil bagi anda belum tentu kecil bagi anak. Layaknya terbiasa mengatakan hallo, terima kasih dan maaf merupakan cara sederhana untuk membentuk karakter sejak dini. Mereka akan terbisa untuk menggunakan komunikasi ke sesama manusia dengan cara yang benar. Bukan seenaknya saja dan jika anda membiarkan maka mereka menganggap anda memperbolehkannya. Keras bukan berarti galak dan lembut bukan berarti lemah. Seperti yang diberitahukan di atas bahwa anak adalah peniru yang ulung. Oleh karena itu, pembiasaan melakukan hal kecil sejak dini akan berdampak kepada anak dalam kurun waktu yang lama hingga ia beranjak remaja.

7. Berbagi itu Penting
Anak-anak yang dibiasakan untuk tidak berbagi dan meminta pengalahan dari teman yang lain membuat mereka menjadi pribadi yang pelit dan tidak menghargai orang lain. Dampaknya? Kehidupan dewasa mereka yang akan berisi dengan karakter negatif. Kemudian, efek samping dari tidak diterapkannya bagaimana berbagi kepada orang lain adalah anak tersebut akan tumbuh menjadi mudah meremehkan orang lain, menganggap orang lain tidak selevel dengannya, bahkan mungkin bisa menjadi anti sosial. Akibatnya, bisa jadi anak tersebut dikucilkan oleh lingkungannya.

8. Nyatakan Salah Jika Memang Salah
Dengan membela anak yang salah anda telah sengaja membuat anak menjadi seseorang yang pengecut! Ketika mereka salah dan anda membelanya mati-matian itu salah. Bagaimana anda ingin membentuk karakter dengan baik, jika anda membenarkan hal yang salah. Untuk itu jika anda masih melakukannya stop sekarang juga. Hal ini apabila dibiarkan, akan memberikan efek negatif pada anak yang cenderung membenarkan sesuatu yang salah bahkan setelah ia mulai bersosialisasi di masyarakat.

9. Berkelanjutan
Mendidik anak-anak haruslah berkelanjutan hingga mereka dewasa. Walau mereka sudah mengerti akan salah dan benar, pengawasan anda sebagai orang tua tidak boleh lepas. Hingga mereka menikah dan bertanggung jawab akan hidupnya sendiri. Apalagi jika anak anda masih tergolong anak usia dini. Sebagai orang tua, maka jalankan tanggung jawab tersebut dan jangan biarkan anak anda lepas dari pengawasan. Mereka akan menjadi karakter yang terbentuk secara tidak sempurna, mereka bisa menjadi fobia sosial, ambivert dan hal lainnya yang dianggap bermasalah secara psikologis karena pendidikan karakter yang tanggung.

10. Tanamkan Pada Semua Anak
Anda mungkin harus mengawasi anak yang berbeda sifat dan karakter namun harus bisa mendidik mereka semua. Hal ini bisa anda kerjakan sama-sama dengan pasangan anda. Tak jarang pendidikan karakter melibatkan anak yang lebih dewasa untuk mengajarkan adiknya. Hal ini terjadi agar semua anak terbentuk karakternya secara merata, meskipun tingkat tantangannya berbeda. Misalnya anak sulung yang pendiam, anak kedua yang kritis dan anak ketiga yang tidak suka dikekang. Terlepas dari seperti apa mereka, ketika mereka melihat peraturan dan pembentukan karakter yang direalisasikan sama ke semua anak. Maka mereka akan paham dan terbiasa akan cara baru anda mendidik mereka.

Bagaimana Sekolah Mendidik Karakter Anak

Sekolah merupakan lingkungan lain yang bisa anak kenali. Meskipun lingkungan rumah penting, namun keluarga terlalu kecil untuk mendapatkan ilmu dan pelajaran. Karena alasan inilah sekolah akhirnya berperan besar dalam mendidik, bukan hanya fisik namun mental dan bukan hanya ilmu pelajaran namun juga karakter.
Dalam sekolah ada Pendidikan untuk mengembangan karakter atau pendidikan karakter. Proses perkembangan karakter dalam diri seseorang tentu dipengaruhi oleh banyak faktor yang khas. Faktor tersebut terbagi menjadi da yaitu faktor bawaan sejak lahir (nature) dan lingkungan (nurture). Kedua faktor ini tentu yang bersangkutan dengan tumbuh dan berkembang seorang individu. Faktor bawaan jelas tidak bisa diganggu gugat dan berada di luar jangkauan orangtua. Sedangkan faktor lingkungan yang berada pada jangkauan masyarakat dan individu, bisa dikembangkan dan merubahnya jika memberikan dampak buruk.

Berikut peran Sekolah dalam mendidik anak dilihat dari karakternya.

1. Moral
Terkadang tidak sekolah saja banyak remaja dan anak-anak tak hanya di Indonesia namun di seluruh dunia mengalami krisis mental. Maka pendidikan di sekolah bisa mencoba untuk membangun karakter anak-anak ke yang lebih baik. Aplikasi Teori Psikologi Pendidikan dalam Pola Pembelajaran sangatlah banyak, namun seberapa besar sebuah moral untuk anak-anak ? jelas itu menjadi nyawa kedua yang sangat dibutuhkan anak untuk tetap pada garisnya dan tidak melukai atau menjadikan anak justru orang yang salah dikemudian hari.

2. Memberikan Penghargaan
Menyekolahkan anak berarti memberikan penghargaan, memberikan waktu untuk percaya diri dan bisa mandiri untuk mengembangkan diri mereka sendiri. Maka sekolah bisa memberikan hal yang berbeda yang terkadang tidak bisa dilakukan orang tua untuk anaknya apapun alasannya.

3. Mensosialisasikan Peraturan Sosial
Dalam psikologi kita mengenal ada hal yang subjektif antara keluarga sehingga terkadang mengajarkan seseroang yang sama dengan kita atau dalam keluarga yang sama tidak akan berhasil. Untuk itu dibutuhkan sekolah yang bisa mendidik tanpa melihat siapa anak anda dan sejenisnya. Mengingat bahwa lingkungan keluarga juga kecil, maka ada peraturan yang bisa diterapkan jika lingkungan sosialnya lebih besar dan salah satunya adalah sekolah dengan anggota yang lebih banyak dan beragam.

4. Konseling
Tak jarang anak justru membawa masalah dari rumah ke sekolah. Disini sekolah bisa masuk dan mengajarkan hal lain yang mereka butuhkan. Mengingat anak-anak tak senang digurui, sehingga sulit mengajarkan karakter tanpa trik pada mereka. Konseling merupakan salah satu hal yang bisa dilakukan oleh banyak sekolah untuk mendidik mereka. Dimana anak-anak terkadang ingin mengungkapkan hal yang menyebabkan mereka sulit menerapkan pendidikan karakter atau menjadi pribadi yang baik. tak jarang nyatanya anak-anak justru memiliki masalah di rumah yang mengganggu jam belajar dan juga masalah untuk mereka. Sehingga bukan hal yang buruk konseling dibarengi penerapan karakter.

5. Melatih Mental
Karena akan ada banyak masalah dan juga orang serta karakter, anak akan dilatih mentalnya untuk menyelesaikan itu semua. Namun karena di sekolah banyak jenis emosi yang berbeda dan kontra dengan anak, belajar di sekolah tidak harus secara langsung namun juga bisa tidak langsung. Baca contoh atensi dalam psikologi.

6. Kepercayaan pada orang lain.
Karena masih berada di dekat orang tuanya anak jarang mendapatkan tugas yang dipercayakan pada mereka sehingga anak tidak percaya pada orang lain. Padahal bisa saja anak handal dalam melakukan apa yang anda katakan. Di sekolah kembali lagi semua orang diperlakukan sama dan diberikan kesempatan, anak yang memang memiliki rasa kepercayaan sejak awallah yang akan berhasil menerima rasa kepercayaan dan mereka juga akan menaruh kepercayaan pada orang lain dengan bijaksana.

7. Rasa menghormati
Kita mungkin tak bisa menyalahkan bagaimana mereka bersikap nontoleran terhadap perbedaan, terutama jika keluarga yang membesarkan anak-anak inipun melakukan hal yang sama. Dimana mereka tidak terbiasa mengunakan sopan santun apalagi yang berbahasa yang buruk. Di sekolah jelas akan dipertimbangkan pendidikan terkait rasa menghormati dan menghargai perasaan orang lain. Penerapannya akan lebih mudah karena lebih banyak orang lain dalam lingkungan sekolah. Sehingga anak terbiasa untuk tidak mengancam, memukul atau menyakiti orang lain, damailah dengan kemarahan, hinaan dan perselisihan.

8. Tanggung jawab
Ada banyak Macam Pola Asuh Anak menurut Psikologi. salah satunya mengajarkan anak untuk tanggung jawab. Dimana anak emas sehingga orang tuanya tidak membutuhkan alasan untuk memberikan tanggung jawab besar pada anaknya. Namun di sekolah semua diperlakukan sama dan diberi kesempatan untuk berkembang dan dewasa. Mereka akan mendapatkan tanggung jawab penuh setelah tahu bahwa mereka mampu dan bisa melaksanakannya. Memang tidak mudah atau tidak semua anak di sekolah bisa melakukannya. Namun anda bisa selalu melakukan yang terbaik, gunakan kontrol diri, disiplin dan jangan lupa untuk berpikirlah sebelum bertindak – mempertimbangkan konsekuensi, bertanggung jawab atas pilihan anda.

9. Adil
Anda tahu bagaimana banyak orang yang bahkan sudah sekolah masih saja tidak adil ? padahal sekolah berusaha menerapkan berbagai sistem pengajaran dan belajar, bahkan cara bermain sesuai aturan. Di sekolah anda tidak melulu belajar, anda bisa berinteraksi dengan teman-teman dan bermain namun tetap dalam batasan. Jika seperti itu caranya maka sekolah akan menerapkan pendidikan yang menjadikan anak semakin adil. Sehingga mereka hanya akan mengambil seperlunya dan berbagi, berpikiran terbuka dan mendengarkan orang lain. Sangat penting menumbuhkan bibit bangsa yang adil.

10. Peduli
Bersikap penuh kasih sayang dan menunjukkan bahwa anda peduli dengan orang lain mungkin terdengar mudah. Namun jika sejak lahir individu tersebut tidak memiliki rasa peduli, atau ungkapkan rasa syukur yang rendah maka bagaimana anda bisa mendapatkan karakter yang baik? Apalgi jika mereka besar di lingkungan keluarga yang sulit untuk peduli ? Maka sekolah bisa membantu menimbulkan atau menstimulasi karakter ini agar keluar. Sehingga anak menjadi individu yang mudah memaafkan orang lain dan membantu orang yang membutuhkan.

11. Demokratis
Demokratis hanya bisa dilakukan jika anak memiliki kesempatan untuk menjadi pemimpin. Bukan tanpa sebab dalam keluarga mereka akan mengatakan bahwa anak hanya anggota keluarga dan mereka tidak berkesempatan untuk berbicara. Seringkali anak didiamkan untuk memberikan pendapat mengingat mereka masih anak, namun kita bisa mengajarkan di sekolah bahwa semua berhak berbicara dan mendengar. Hal tersebut sangatlah istimewa.

12. Jujur
Jujur merupakan pendidikan karakter yang paling diterapkan di semua sekolah, membuat anak yang jujur tidaklah mudah meskipun melewati puluhan sekolah dan kegiatan atau pengajaran keluarga yang besar. Jujur merupakan pendidikan karakter yang paling tinggi dan diikuti oleh adil dan juga demokratis.

13. Komunikatif
Komunikatif merupakan cara yang paling mudah untuk menerapkan pendidikan karakter yang sangat baik. karena melibatkan banyak anggota dan juga usia yang berbeda sehingga anak diajarkan komunikasi yang baik dan pantas serta sesuai. Bukan tanpa sebab hal ini masih sering jadi problema di antara masyarakat.

14. Religius
Psikologi Agama menjelaskan betapa pentingnya religius dalam diri. Religius bisa diterapkan hanya disekolah, kenapa ? mengingat keluarga pasti memiliki satu agama dan juga toleransi yang tinggi. Sehingga anak tidak memiliki perbedaan yang jelas dan pelajaran yang jelas akan hal tersebut. Religius atau agama merupakan hal yang utama, memang sensitif namun setidaknya agama sekolah akan menjelaskan bahwa semua agama baik dan sama-sama penting dalam menjelaskan pendidikan karakter.

15. Merasa bahagia
Pendidikan karakter bukan soal bermasalah saja atau mendapatkan ilmu saja namun juga merasa bahwa anak bahagia mendapatkannya. Bahagia disini adalah anak yang menerima pendidikan karakter tanpa dirasa namun berhasil. Hal ini bisa dilakukan oleh sekolah dengan bantuan teman-temannya.

16. Mandiri
Memberikan kesempatan anak untuk sekolah dan berkembang serta memilih ilmunya sendiri untuk dipelajari termasuk mandiri.  Cara Mendidik Mental Anak agar Berani dan Mandiri bisa sangat banyak dan salah satunya dengan sekolah. Terkadang salahnya ada banyak orang tua yang menginginkan anak mereka bermain aman dan selamat sehingga tidak mendapatkan esensi mandiri dari pelajaran karakter. Selain itu, anak-anak jadi terbiasa untuk dilindungi dan tidak mandiri namun tidak untuk disekolah dan sebaiknya orang tua mendukungnya.

17. Kreatif
Kreatif merupakan cara untuk mengajarkan anak-anak di sekolah, dengan berkompetisi dan memberikan banyak games atau cara untuk berkembang. Anak-anak bisa berkembang dengan sendirinya menggunakan kompetisi yang tinggi.

Anak dibawah usia 10 tahun memang sudah bisa berpikir dan menilai hal-hal yang mereka lihat atau mereka dengar. Namun sayangnya mereka belum memiliki pondasi yang kuat untuk tidak mengikuti hal baik dan buruk, serta menilai apa yang mereka lakukan bisa bebas diikuti asal mereka senang. Hal seperti ini yang membuat orang tua dan guru yang membimbing mereka baik dirumah atau sekolah harus bekerja secara ekstra. Di usia dini memang waktunya aank mengerti apa yang mereka lihat dan dengar atau yang mereka rasakan, namun mereka masih belum bisa mencerna dengan baik. Untuk itu pembentukan karakter sangatlah penting.

Oleh karena itu, orangtua di Indonesia hendaknya memanfaatkan masa emas anak untuk memberikan pendidikan karakter yang baik. Sehingga anak bisa meraih keberhasilan dan kesuksesan dalam kehidupannya di masa mendatang. Orangtua seharusnya bersikap tidak menjatuhkan si anak. Misalnya dengan memukul dan memberikan tekanan, karena pada akhirnya itu menjadikan anak bersikap negatif, rendah diri, minder, penakut, dan tidak berani mengambil resiko, dan karakter-karakter tersebut akan dibawanya sampai ia dewasa.

Demikiankah membelajarkan Pendidikan Karakter pada anak.

Semoga bermanfaat.

SUMBER :
https://dosenpsikologi.com

No comments:
Write comments

Terim Kasih Komentarnya. Semoga menyenangkan

KABAR TEMAN

ARSIP

*** TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG *** SEMOGA BERMANFAAT *** SILAHKAN DATANG KEMBALI ***
Komunitas Pendidikan Indonesia. Theme images by MichaelJay. Powered by Blogger.
Hai, Kami Juga Hadir di Twitter, like it - @iKOMPI25
Kirim Surat