Pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) Negeri di
Bekasi masih terkendala. Akibatnya ribuan siswa masih masih menumpang di
sekolah lain terutama Sekolah Dasar. Menurut Rahmat Effendi Walikota Bekasi
usai sidak Tower Menara Telekomunikasi di Kawasan Kecamatan Bekasi Utara Kota
Bekasi (Selasa, 26/9/2017) saat ini masih fokus menyelesaikan RJPMD tahun
2012-2017, jadi pembangunanya akan di lakukan pada 2018. Sudah masuk anggaran
dalam KUA PPAS 2018, tapi tergantung Walikota yang terpilih nanti (DAKTAC,M SELASA,
26/09/2017). Kebutuhan gedung SMP sangat di butuhkan oleh warga Masyarakat. Saat
itu pihaknya sudah mulai melakukan pembangunan SMP N 40 dan SMP N 41 serta 42
yang sebelumnya masih kekurangan ruang kelas. Namun diakui jika memang
kebutuhanya sangat mendesak dan kita sudah masukin di KUAPP AS tahun 2018.
Kepala Seksi Kelembagaan Sarana dan Prasarana
Bidang PSD pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Karawang, mengatakan
bahwa Anggaran Perbaikan Sekolah tidak dialokasikan Pemerintah Kabupaten Karawang
dalam APBD 2017 (5 Februari 2017). Padahal, bangunan sekolah yang perlu
diperbaiki mencapai ribuan ruangan. Bangunan SD yang mengalami kerusakan 241
ruang kelas, rusak berat 677 ruang, 226 ruang perpustakaan, 234 ruang guru, 300
WC guru, dan 463 WC siswa. Jumlah ruang rusak sebanyak itu belum termasuk
bangunan SMP yang perlu diperbaiki sebanyak 248 ruang kelas rusak sedang dan
250 rusak berat. Berdasarkan RPJMD (rencana pembangunan jangka menengah daerah)
Pendidikan di Kabupaten Karawang dari 2017 hingga 2021, bangunan sekolah harus
sudah bagus semuanya. Atas dasar itu pula, mereka mengusulkan anggaran untuk
pengadaan RKB (ruang kelas baru) dan perbaikan total serta perbaikan sedang
ruang kelas yang rusak. Namun, ternyata usulannya belum terakomodasi dalam APBD
2017 dengan dalih anggaran Pemkab Karawang masih mengalami devisit. Disdikpora
telah melakukan berbagai upaya agar sekolah yang rusak di Karawang bisa
diperbaiki. Salah satu cara adalah meminta anggaran dari Pusat berupa DAK (dana
alokasi khusus). Kebutuhan nyata Disdikpora Karawang untuk perbaikan bangunan
sekolah mencapai Rp 68 miliar. Pada tahun 2017 Karawang mendapatkan DAK sebesar
Rp 9,569 miliar. Selain itu, Pemkab Karawang juga menerima bantuan dana CSR
dari sejumlah perusahaan yang ada di Karawang sekitar Rp 8 miliar. Dana DAK
akan disalurkan kepada 36 untuk membangun RKB sebanyak 117 ruang. Sementara
dana CSR akan diberikan kepada 20 sekolah yang masing-masing sekolah bisa
membangun 3 RKB.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy (Kamis
20 Oktober 2016) melaporkan kepada Presiden Joko Widodo perihal kondisi sekolah
di Indonesia bahwa ada 152 ribu sekolah di Indonesia yang mengalami rusak berat
dan total. Pemerintah akan melakukan rehabilitasi sekolah yang rusak berat dan
total itu mulai tahun depan. Rehabilitasi sekolah akan dinaikkan langsung
menjadi status Standar Pelayanan Minimum (SPM) sekolah. Kemudian kalau
anggarannya tetap, nanti secara bertahap selama 3 tahun, 150 ribu sekolah yang
fatal dan berat itu di selesaikan dulu, baru kemudian mulai ditangani yang lain.
Untuk perbaikan sekolah yang mengalami rusak ringan, harus bersabarkarena Kemendikbud
saat ini fokus untuk rehabilitasi sekolah yang rusak berat dan total, perbaikan
sekolah yang rusak ringan sementara dihapus dulu. Anggaran yang selama ini
mecer-mecer misalnya untuk perbaikan kelas, perbaikan perpustakaan, yang
sifatnya itu tambal sulam, dihapus, dikurangi drastis.
Selanjutnya usai menggelar rapat bersama Menteri
Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), di Jakarta, (Senin,
16/1/2017), mengungkapkan bahwa direncanakan akan direhabilitasi sekitar 50
ribu, baik yang rusak berat maupun rusak fatal atau rusak total. Pihak sekolah
tidak perlu membuat proposal pengajuan anggaran renovasi sekolah. Selain
revitalisasi sekolah, validasi data penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan
percepatan program vokasi juga menjadi fokus Kemendikbud. Sudah ada kesepakatan
dengan Menteri Sosial untuk saling cek, dengan data di Kemendikbud dan data
terbaru, untuk menjamin bahwa bantuan itu sampai pada orang yang berhak
sehingga 2017 tidak jadi masalah. Terkait pengembangan program vokasi, bidang
yang akan diprioritaskan adalah pariwisata, pertanian, dan kelautan.
Kemendikbud, akan menjalin hubungan dengan pemerintah daerah dan industry
sehingga, lulusan setara SMA bisa siap menghadapi dunia kerja.
Dari 149.552 ruang kelas SD, sebanyak 117.52 ruang
di antarnya rusak dan 49.074 unit rusak berat. Direktur Pembinaan SD Direktorat
Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Wowon
Widaryat (6 July, 2017) mengatakan, perbaikan untuk merehabilitasi 4.000
sekolah rusak sudah dimulai awal 2017. Ratusan unit yang sudah selesai, diantaranya
sekolah di Nusa Tanggara Timur, Aceh, Papua dan Maluku sudah ada yang
selesai.Anggaran tersebut meningkat empat kali lipat ketimbang alokasi tahun sebelumnya
yang sebesar Rp 360 miliar. Pemerintah akan mengutamakan pembangunan sarana dan
prasarana sekolah dasar di daerah pelosok. Dana sebesar Rp 1,4 triliun siap
digelontorkan pada tahun 2017 untuk merehabilitasi 14.402 SD yang berada di
daerah terluar, terpencil dan terdepan (3T). Dana Rp 1,4 triliun itu 94 persen
untuk pembangunan fisik. Sebesar 4 persen untuk jasa pengawas konstruksi dan 2
persen untuk membeli alat tulis kantor sekolah.
Bukan hanya di daerah 3T, sekolah yang berada di
pinggiran ibu kota, seperti Sukabumi, Cianjur dan Purwakarta juga ada yang akan
direhab. Terutama yang berada di pelosok desa. Program rehabilitasi sekolah di
pinggiran tersebut untuk memperbaiki tata kelola kebijakan dan sumber daya
manusia. Selain rehabilitasi fisik, bantuan operasional sekolah (BOS) dan
program Indonesia pintar (PIP) juga terus jalan. Rehabilitasi termasuk dilakukan
di daerah konflik dan rawan bencana alam. Pemerintah menetapkan langsung
sekolah yang akan direhab, pasalnya, data sekolah rusak yang dimiliki
pemerintah pusat dan daerah kerap berbeda. 6.000 relawan yang berasal dari 611
SMK dilibatkan untuk mendata langsung ke lapangan. Selama ini, bantuan dari
pemerintah kerap tidak tepat sasaran dan menimbulkan masalah. Bahkan ada kepala
sekolah yang menolak dibantu karena takut dipenjara.
Dirjen Dikdasmen Kemendikbud Hamid Muhammad
menegaskan, memperbaiki kualitas pendidikan nasional harus dimulai dari sekolah
dasar, yakni dengan menyediakan fasilitas sarana dan prasarana belajar yang
memadai, guru dan tenaga kependidikan yang bagus dan merata, serta proses
pembelajaran yang benar. Ketiga komponen tersebut sangat jarang ditemukan di
jenjang SD. Akibatnya sebagian besar mutu SD sampai saat ini masih
memperihatinkan. Jumlah SD mencapai 148.000 sekolah. SD di wilayah perbatasan
dan daerah pelosok, selain jarang, kondisi bangunannya pun jauh dari bagus dan
bermutu. Berdasarkan hasil audit Badan Akreditasi Nasiona Sekolah/ Madrasah, SD
yang terakreditasi A atau yang memenuhi standar sekitar 25%. Yang terakreditasi
B sekitar 35 persen, sedangkan sisanya masuk kategori C dan tak terakreditasi.
Pembangunan sarana dan prasarana harus dibarengi dengan peningkatan kualitas
guru dan tenaga kependidikan. Jika SDM tak dibenahi, kualitas pendidikan
nasional tetap akan terpuruk. Total guru ada tak kurang dari 3 juta orang, lebih
setengahnya adalah guru SD.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhadjir
Effendy saat menyaksikan langsung kondisi sekolah SMPN 2 Pringkuku yang rusak (Jumat,
08/12/2017) mengungkapkan, pemerintah akan mengupayakan gedung sekolah baru,
atas dasar pertimbangan kerusakan di lembaga pendidikan tersebut sangat parah.
Beberapa kemungkinan apakah lokasinya tetap disitu karena tanahnya masih layak
apa harus pindah. Untuk sekolah sekolah lain seperti SMPN 1 Arjosari yang juga
mengalami kerusakan akibat terjangan banjir, harus melalui kajian dengan melihat
kondisi kerusakanya.
www.pikiran-rakyat.com; * http://pacitankab.go.id; * www.liputan6.com* https://video.tempo.co; https://nasional.kompas.com
Baca Artikel Terkait :
No comments:
Write commentsTerim Kasih Komentarnya. Semoga menyenangkan