Nilai UN 2018 turun
Nilai
Ujian Nasional atau Hasil UN SMP 2018 sederajat telah diumumkan serentak hari,
Jumat, 25 Mei 2018. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah
menyelenggarakan Rapat Koordinasi Serah Terima Hasil Ujian Nasional (UN)
jenjang SMA/MA/SMK kepada semua Dinas Pendidikan Provinsi pada hari Senin
tanggal 30 April 2018 di Ruang Sidang Graha I, Jakarta.
Kepala
Dinas Pendidikan Jawa Timur Saiful Rachman, saat penyerahan Daftar Kolektif
Hasil Ujian Nasional (DKHUN) SMP/MTs se-Jawa Timur di Surabaya, (Kamis, 24 Mei
2018) mengatakan, hasil UN untuk wilayah Jawa Timur mengalami penurunan jika
dibandingkan nilai ujian nasional tahun sebelumnya. Indikator penurunan itu
dilihat dari banyaknya siswa yang mendapat nilai UN di bawah 55.
Tahun
2017/2018, dari 402.028 jumlah siswa peserta ujian, sebanyak 56,52 persen atau
sekitar 170.172 siswa mendapat nilai di bawah 55. Ada penambahan 1,12 persen
jika dibandingkan hasil UN tahun pelajaran 2016/2017. Tahun pelajaran 2016/2017
terdapat 398.984 peserta UN tingkat SMP se-Jatim. Dari angka tersebut sekitar
55,4 persen atau 171.665 siswa mendapat nilai di bawah 55.
Tahun
ajaran 2015/2016 ada 406.760 siswa SMP menjadi peserta UN. Peraih nilai di
bawah 55 hanya 34,84 persen atau sekitar 110.538 siswa. Bertambahnya jumlah
nilai di bawah 55 terjadi pada jenjang MTs. Tahun ajaran 2016/2017 sebanyak
59,03 persen siswa dari 178.946 siswa mendapat nilai di bawah 55.
Tahun
jaran 2017/2018 ini naik menjadi 73,34 persen siswa. Penyebabnya bukan salah
muridnya, tapi karena tingkat kesulitan soal yang sangat tinggi. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan atau Mendikbud diminta meninjau ulang tingkat kesulitan
soal ujian. Ternyata dengan adanya UNBK dan UNKP di jenjang SMP tidak
menurunkan jumlah siswa peraih nilai di bawah 55.
Saiful,
mantan Kepala Badan Diklat Jawa Timur ini menilai penurunan hasil UN merata
terjadi di Indonesia. Salah satu cara membuat siswa serius dalam menghadapi UN
adalah mengembalikan UN sebagai syarat kelulusan. Beberapa waktu lalu
Kemendikbud sudah mewacanakan hal tersebut. Hasil di Jatim, masih cukup baik
bila dibandingkan dengan daerah lain. Bahkan hasil SMP itu masih lebih baik
dibanding SMA/SMK.
Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy di kantor Metro TV, Jakarta, (Ahad,
27 Mei 2018) menganggap penurunan hasil nilai ujian nasional sekolah menengah
pertama atau UN SMP 2018 adalah hal yang wajar. Kementerian, memang tengah
meningkatkan standar pendidikan dengan menyisipkan soal dengan daya nalar
tinggi atau High Order Thinking Skill (HOTS). Penurunan nilai siswa diimbangi
oleh kualitas nilai yang meningkat. Kenaikan kualitas, terjadi tidak hanya
karena standar kesulitan soal yang bertambah, tapi juga melalui penggunaan
komputer dalam pelaksanaan ujian. Penggunaan komputer itu, membuat siswa tidak
dapat melakukan kecurangan. Nilai secara skor memang turun, tapi secara
kualitas naik, karena norma kejujurannya kami naikkan.
Pemerintah
berkukuh akan mempertahankan pemakaian soal HOTS pada ujian tahun depan. Pemerintah
perlu menaikkan standar kesulitan soal untuk memperbaiki Pendidikan di
Indonesia, perlu diperbaiki untuk mengatasi ketertinggalan atas negara lain. Pemerintah
dapat saja menurunkan standar soal agar rata-rata nilai siswa naik kembali, namun
demi meningkatkan kualitas pendidikan nasional kebijakan yang tidak popular itu
bukan masalah.
Kepala
Badan Penelitian dan Pengembangan, Kemendikbud, Totok Suprayitno, dalam acara
'Penjelasan Hasil UN Jenjang SMA dan SMK Tahun Pelajaran 2017/2018' (8/5/2018) mengatakan
bahwa secara umum terjadi penurunan rerata nilai UN, terutama untuk mapel
matematika, fisika, dan kimia. Berdasarkan analisis Badan Peneliti dan
Pengembangan, ada indikasi kuat bahwa penurunan rerata nilai UN disebabkan oleh
dua factor yaitu :
1.
Faktor norma.
Untuk
UN 2018, memang dimasukkan beberapa soal dengan standar yang lebih tinggi
dibanding UN Tahun 2017. Kesulitan ini tampak dialami oleh siswa2 di 50%
sekolah, ditunjukkan dengan rerata nilai UN yang menurun. Tapi nilai UN di 50%
sekolah lainnya justru mengalami kenaikan. Secara agregat faktor kesulitan soal
ini tampaknya berpengaruh kecil.
2.
Faktor perubahan moda ujian.
Pengaruh
kedua ini dianggap lebih besar yakni perubahan dari Ujian Nasional Berbasis
Kertas ( UNKP) Pensil ke Ujian Nasional Berbasis Komputer. Sekolah-sekolah yang
semula UNKP dan berubah ke UNBK mengalami penurunan nilai (terkoreksi) sangat
signifikan. Sekolah-sekolah dengan indeks integritas rendah (IIUN 2017) secara
rerata terkoreksi nilainya (menurun) sebesar 39 poin. Bahkan ada beberapa
sekolah yang rerata nilai UN-nya turun hampir 50 poin.
Hasil
UN ini selanjutnya akan dianalisis untuk mendiagnosa topik-topik yang harus
diperbaiki di setiap sekolah untuk setiap mata pelajaran UN. Hasil analisis
tersebut akan didistribusikan ke semua Dinas Pendidikan untuk ditindaklanjuti
dengan program-program peningkatan mutu pembelajaran.
Ketua
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Bambang Suryadi, menambahkan bahwa
penyelenggaraan UN 2018 sudah berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan
Prosedur Operasi Standar (POS) UN yang telah ditetapkan. Sebagian besar siswa
SMA (93%) dan siswa SMK (98%) telah melaksanakan UNBK, dengan relatif tertib
dan lancar. Sebanyak 14,1% SMA, 20,3% MA, dan 12,2% SMK dari sekolah pelaksana
UN menyelenggarakan UNBK dengan skema resource sharing.
Kepala
Pusat Penilaian Pendidikan, Moch. Abduh, menerangkan bahwa pada tahun 2018,
Indonesia menorehkan sejarah berhasil menyelanggarakan UN Berbasis Komputer
kepada hampir 6 juta siswa yang tersebar di 59.467 sekolah. UN tahun 2018 juga
menjadi awal mula penggunaan format soal isian singkat.
Sekretaris
Badan Penelitian dan Pengembangan, Dadang Sudiyarto menjelaskan, pelaksanaan
UNKP Tahun 2018 jenjang SMA/MA dan SMK diikuti oleh 197.606 peserta, yaitu 9 %
siswa SMA/MA dan 2 % siswa SMK. Hasil UNKP Tahun 2018 terjadi perbaikan Indeks
Integritas Ujian Nasional (IIUN) dari sekolah yang IIUN rendah naik menjadi
IIUN tinggi, yaitu sekitar 40% dari sekolah dengan IIUN lebih dari 80%. Keadaan
ini menunjukkan adanya perbaikan pelaksanaan UNKP.
Berdasarkan
data yang diperoleh Kompas.com dari Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian
SMP/SMA Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, berikut daftar 10 sekolah dengan
total nilai rata-rata UN SMP tertinggi di DKI Jakarta:
1.
SMP LabSchool Kebayoran dengan total nilai rata-rata UN 349.20
2.
SMP Kristen 2 BPK Penabur dengan total nilai rata-rata UN 347.65
3.
SMP Djuwita dengan total nilai rata-rata UN 347.38
4.
SMP Negeri 115 dengan total nilai rata-rata UN 347.37
5.
SMP LabSchool Kebayoran dengan total nilai rata-rata UN 345.14
6.
SMP Santa Ursula dengan total nilai rata-rata UN 343.50
7.
SMP Negeri 41 dengan total nilai rata-rata UN 343.30
8.
SMP Kanisius dengan total nilai rata-rata UN 341.10
9.
SMP Kristen 8 Penabur dengan total nilai rata-rata UN 341.06
10.
SMP Kristen 7 Penabur dengan total nilai rata-rata UN 340.07
Kasi
Kurikulum dan Penilaian Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan Kota Jogja Hasyim
(Harian Jogja, Minggu, 27/5/2018) mengatakan pihaknya mencatat ada empat siswa
yang masuk dalam lima besar nilai tertinggi se-DIY hasil UN 2018, tepatnya di
urutan kedua hingga kelima. Keempat siswa itu masing-masing adalah Danasti Adya
Paramadhatu (SMPN 8) dengan nilai 390,5 di urutan kedua se-DIY, disusul Y
Satriyo Adhinugroho (SMPN 8) dengan nilai 386,50 di urutan ketiga. Sedangkan di
urutan ke empat diraih atas nama F Marselino Handoyo (SMPN 5) dengan nilai
386,50 dan Nathasyafa Indira Sista dari (SMPN 8) dengan nilai 386 di urutan
kelima. “Di urutan keenam juga dari Kota Jogja atas nama Ariston Tristan
Brysmana dari SMPN 8 juga, nilainya
385,50. Kalau di urutan pertama informasinya dari Bantul. Selain menduduki
rangking dua hingga enam, siswa dari Kota Jogja juga berada di peringkat
kedelapan hingga kesepuluh, sedangkan untuk peringkat ke tujuh diraih siswa
dari Sleman. Ketiga siswa asal Kota Jogja tersebut adalah Nazhita Fathia
Azzahra (SMPN 8) dengan nilai 384,5; Muhammad Luthfi (SMPN 5) dengan nilai
384,5; serta Danindra Ario Wiryawan (SMPN 5) dengan nilai 384,5. Di Kota Jogja,
sebanyak delapan siswa meraih hasil UN SMP tertinggi sepuluh besar se-DIY. Capaian
itu paling banyak diperoleh SMPN 8 Kota Jogja, sementara nilai tertinggi UN
2018 diraih dari satu siswa di Bantul.
Kelulusan
SMA dan SMK 2018
Wakil
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Bowo Irianto mengatakan 56.465 siswa, mencapai
99,99 persen lulus dalam pengumuman kelulusan SMA 2018 pada Kamis, 3 Mei 2018. Dari
jumlah sebanyak 56.474 siswa SMA yang menjadi peserta dalam ujian nasional
berbasis komputer (UNBK), hanya ada Sembilan siswa yang dinyatakan tak lulus.
Untuk
siswa SMK, tingkat kelulusannya mencapai 99,97 persen dari jumlah seluruh siswa
SMK yang ikut, sebanyak 68.472 siswa. Ada 21 siswa SMK yang tak lulus dalam
pengumuman hari ini.
Sekolah
menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) di Jakarta mengumumkan
hasil kelulusan siswa Ujian Nasional SMA/MA Tahun Pelajaran 2017/2018 secara serempak
melalui website masing-masing sekolah, bertepatan dengan Hari Pendidikan
Nasional, (Rabu, 2/5/2018). Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi siswa datang
ke sekolah dan melakukan aksi corat-coret seragam. Tapi tak ada larangan siswa
yang mau datang ke sekolah.
Berikut
peringkat terbaik hasil rata-rata UN SMA/MA provinsi DKI Jakarta:
Bidang
IPA
1.
SMAN Unggulan MH Thamrin (86,90)
2.
SMA Kristen 1 BPK Penabur (85,45)
3.
SMA Santa Ursula (83,56)
4.
SMA Kanisius (83,11)
5.
SMA Kristen 3 BPK Penabur (81,82)
Bidang
IPS
1.
SMA Santa Ursula (83,92)
2.
SMA Kanisius (82,39)
3.
SMA Kristen 1 BPK Penabur (81,68)
4.
SMA Kristen Karunia (81,16)
5.
SMAN 8 (79,30)
Dari
konfirmasi resmi Dinas Pendidikan DKI Jakarta yang diterima Kompas.com untuk
jenjang SMA bidang IPA, SMA Negeri Unggulan MH Thamrin meraih rata-rata nilai
UN tertinggi dengan nilai 86,90. Menyusul kemudian SMA Kristen 1 BPK Penabur
dengan nilai 85,45. SMA Santa Ursula dan SMA Kanisius menyusul masing-masing
menempati peringkat ketiga dan empat dengan nilai rata-rata 83,56 dan 83,11.
SMA Kristen 3 BPK Penabur menempati posisi selanjutnya dengan niai rata-rata UN
81,82. SMA Negeri Unggulan MH Thamrin memimpin pencapaian terbaik untuk
beberapa bidang studi UN, yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Fisika, dan
Kimia. Rata-rata UN Matematika tertinggi diperoleh SMA Kristen 1 Penabur dengan
nilai 88,78. SMA Santa Ursula menjadi peraih nilai rata-rata mata pelajaran
Biologi UN tertinggi dengan nilai 88,17.
Selain
merilis daftar nilai rata-rata ujian untuk jurusan IPA, Dinas Pendidikan DKI
Jakarta juga merilis daftar SMA dari bidang IPS. Untuk jurusan IPS, SMA Santa
Ursula menempati posisi pertama dengan nilai rata-rata UN 83,92. Kemudian
berturut turut ditempati oleh SMA Kanisius (82,39), SMA Kristen 1 Penabur
(81,68), SMA Kristen Karunia (81,16), dan SMA Negeri 8 (79,30). SMA Santa
Ursula menjadi peraih nilai rata-rata hasil UN terbaik untuk mata pelajaran
Bahasa Indonesia, Matematika, dan Geografi. SMA Kristen 1 Penabur dan SMA
Kristen Karunia sama-sama meraih nilai mata pelajaran Bahasa Inggris terbaik
dengan nilai (85,14). Nilai rata-rata Ekonomi diraih SMA Kristen Karunia dengan
nilai 90,00 dan Sosial diraih SMA Negeri 8 dengan nilai 81,00.
Hasil
UN Online
Selama
ini, yang banyak diketahui orang-orang hanya mengecek atau melihat hasil UN SMP
2018 dan UN Mts 2018 melalui pengumuman di sekolah. Pada umumnya melihat hasil
UN, orang tua siswa diminta untuk datang ke sekolah mewakili siswa untuk
mengambil selembaran kertas yang berisi pengumuman hasil UN atau kelulusan. Di
kertas tersebut tertuliskan Lulus atau Tidak Lulus berikut nilai hasil UN. Namun,
ada pula sekolah yang menyerahkan hasil UN langsung kepada siswa yang
bersangkutan.
Ternyata,
ada cara untuk melihat hasil Ujian Nasional (UN) tingkat SMP maupun UN Mts 2018
Via online. Menurut situs unbk.kemdikbud.go.id dijelaskan Ujian Nasional
Berbasis Komputer (UNBK) disebut juga Computer Based Test (CBT) adalah sistem
pelaksanaan ujian nasional dengan menggunakan komputer sebagai media ujiannya.
Berikut
Cara Melihat Hasil Cara Melihat Hasil UN SMP dan Mts 2018 Via Online. Sebelumnya,
tanyakan lebih dahulu ke sekolah apakah pengumuman hasil UN diumumkan secara
online atau langsung di sekolah saja. Jika diumumkan secara Online, ikuti
tahapan-tahapan berikut :
1.
Buka laman Puspendik Kemendikbud yakni :
atau
klik tautan berikut : PuspendikKemendikbud
2.
Isi data terkait sebagai berikut :
*
Jenjang : SMP / MTs, SMA / MA, atau SMK
*
Program Studi : IPA , IPS, atau Bahasa
*
Provinsi: isi sesuai dengan provinsi, dimana sekolah berada
*
Kota / Kabupaten : Isi sesuai dengan kota / kabupaten, dimana sekolah berada
*
Status Sekolah : Negeri atau Swasta
*
Jenis Sekolah : SMA, MA, atau SMK
*
NPSN: isi sesuai dengan nomor pokok sekolah
*
Kode sekolah: isi sesuai dengan kode sekolah anda
3.
Setelah data terisi, klik tombol ‘Cari’
4.
Akan muncul data bisa diunduh file untuk dilihat detail
SUMBER
:
No comments:
Write commentsTerim Kasih Komentarnya. Semoga menyenangkan