Sejak
pertengahan tahun 1950-an minyak Bumi telah menjadi sumber energi paling utama
di dunia. Karena mempunyai kepadatan energi yang tinggi, pengangkutan yang mudah,
dan cadangan yang banyak. Minyak Bumi juga digunakan sebagai bahan mentah dari
banyak produk-produk kimia, farmasi, pelarut, pupuk, pestisida, dan plastik;
dan sisa 16% lainnya yang tidak digunakan untuk produksi energi diubah menjadi
material lainnya.
Business Insider (Selasa 18 Februari 2014) membuat peringkat negara-negara yang memiliki cadangan energi terbesar dunia yaitu tiga bahan bakar fosil yakni minyak, batu bara, dan gas alam. Dengan menggunakan data ulasan statistik dari British Petroleum pada 2013, berikut negara-negara dengan cadangan energi terbesar di dunia.
Pern Magnus Nysveen, dari Rystad Energy, lembaga konsultan Norwegia, (KOMPAS.com) menyebut
AS kini melampaui Arab Saudi dan Rusia dalam hal besaran cadangan minyak
mentah. Peningkatan penemuan cadangan minyak di basin Permian, Texas selama dua
tahun terakhir menjadi penyebab "prestasi" AS. Laporan Rystad
mengungkapkan, sebagian besar anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor
Minyak (OPEC), terlalu membesar-besarkan cadangan minyak berdasarkan survei
yang mereka lakukan sendiri.AS kini memiliki cadangan minyak mentah sebanyak
264 miliar barel, di atas Rusia dengan cadangan 256 miliar barel dan Arab Saudi
yang "hanya" 212 miliar barel minyak mentah.
Pertumbuhan
ekonomi Rusia sebagian besar didorong oleh ekspor energi dengan pendapatan
minyak dan gas menyumbang 52 persen seluruh pendapatan negara. Dominasi energi
oleh Rusia diperkirakan akan berlangsung terus-menerus. Gas alam akan menjadi
sumber energi yang paling penting bagi Rusia karena negara ini memiliki
cadangan gas alam terbesar kedua di dunia. Sanksi Amerika Serikat-Uni
Eropa-Iran terkait ‘nuklir’ yang masih dijalankan memiliki efek yang merugikan
pada sektor energi Iran karena mencegah investasi dan teknologi asing untuk
mengembangkan cadangan gas Iran. Sebaliknya, perluasan kilang minyak dalam
negeri Iran, yang telah tumbuh untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Venezuela
memang terganggu oleh pemadaman listrik, kurangnya investasi, dan perusahaan
minyak negara yang beroperasi pada kerugian besar-besaran.The Orinoco Belt,
pasir minyak seperti yang ditemukan di Kanada, merupakan sebagian besar
cadangan minyak Venezuela. Menurut survei US Geological, Orinoco diperkirakan
menghasilkan 380 miliar hingga 652 miliar barel minyak. Namun, untuk mengambil
minyak dari Orinoco dibutuhkan metode yang lebih kompleks untuk mengekstrak
dari banyak sumber minyak konvensional.
Selain
menjadi produsen dan eksportir minyak terbesar di dunia, Arab Saudi juga
memiliki hampir seperlima dari cadangan minyak dunia. Arab Saudi lebih
memfokuskan energi surya untuk memenuhi kebutuhan listriknya, bukan lagi dengan
minyak, sedangkan gas alam masih belum berkembang.
Amerika
Serikat merupakan konsumen energi terbesar kedua di dunia yakni 25 persen
konsumsi minyak dunia, tetapi negara ini hanya mampu menghasilkan 6 persen
pasokan minyak dunia. Ketergantungan Amerika pada energi asing bisa berubah
dalam waktu dekat karena adanya revolusi gas dan rekah hidrolik. Kanada menjadi
pemasok utama impor energi Amerika Serikat. Pengembangan ladang Bakken dan
pasir minyak Athabasca telah mendorong pertumbuhan pasokan bahan bakar yang tak
terduga. Diperkirakan Kanada menjadi pemain kunci di sektor energi dunia ke
depannya.
Irak
bisa menggeser posisi Iran sebagai produsen terbesar kedua minyak mentah di
OPEC pada 2012, meskipun hanya sebagian kecil ladang minyak Irak yang dibangun.
Qatar memperoleh US$55 miliar dari ekspor minyak atau 60 persen dari total
pendapatan pemerintah pada 2012. UAE mampu memproduksi rata-rata 2,8 juta barel
minyak mentah per hari dan menjadi salah satu 20 produsen gas terbesar di
dunia. Diperkirakan dalam waktu dekat sektor energi akan mendominasi
perekonomian UAE. China menjadi negara konsumen energi terbesar di dunia.
Pern
Magnus Nysveen, analis dari Rystad Energy, lembaga konsultan Norwegia memberi
kesimpulan terkait masa depan minyak bumi, menyebutkan bahwa dengan kecepatan
produksi saat ini maka cadangan minyak dunia hanya akan bertahan selama 70
tahun, padahal jumlah kendaraan bermotor akan berlipat ganda dalam 30 tahun ke
depan. Nysveen memperikrakan dalam 30 tahun, jumlah mobil listrik di negara
Barat akan meningkat tetapi tetap tak "masuk akal" di negara-negara
yang kesulitan energi listrik.
Cadangan
minyak bumi Indonesia terus menipis.
Wakil
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar di Kantor
Kementerian ESDM, Jakarta (Minggu, 30/7/2017) mengungkapkan, cadangan minyak
bumi Indonesia terus menurun dalam beberapa tahun terakhir akibat tidak adanya
penemuan cadangan minyak dalam jumlah besar dan belum ada teknologi yang dapat
menguras seluruh isi sumur minyak yang sudah berporduksi untuk memproduksi
minyak kembali. Energi fosil berupa cadangan minyak dan gas bumi (migas)
Indonesia diperkirakan habis dalam 12 tahun mendatang. kondisi ini bisa terjadi
lantaran.Cadangan minyak Indonesia tinggal 3,65 miliar barel dengan tingkat
produksi sekitar 800 ribu barel per hari.
Energi
fosil suatu saat tidak bisa memproduksikannya lagi, tidak bisa memproduksi oil.
Karena di bawah tanah belum ada teknologi menguras oil 100%, paling banyak 40%
sampai 60%.
Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan saat ini Indonesia memiliki
cadangan minyak bumi sebesar 3,3 miliar barel dan terus menipis karena minimnya
eksplorasi sumber minyak baru. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian
ESDM Ego Syahrial mengatakan produksi minyak pada 2017 mencapai 804 ribu barel
per hari dari target 815 ribu barel. Setiap menyedot 1 barel minyak, hanya
dapat digantikan 0,6 barel dari eksplorasi. Jadi cadangan Indonesia sedikit
menurun hingga 40 persen. Namun masih ada di 120 cekungan yang menyimpan
cadangan minyak dan gas bumi. Ada sekitar 40-45 persen yang telah dieksplorasi.
Perubahan
rezim perpajakan dari cost recovery menjadi gross split dapat menjadi solusi
bagi kontraktor agar bisa lebih efisien dalam melakukan eksplorasi. Untuk
menggenjot cadangan migas pemerintah pada tahun 2017 wilayah kerja (WK) migas akan
dilelang, termasuk delapan WK pada 2015 dan dan 14 WK pada 2016 yang tidak laku.
70 persen WK migas diminati dengan menggunakan skema gross split. Gross split
ternyata juga cocok untuk WK baru, bukan hanya WK perpanjangan. Dengan
menggunakan skema gross split, kontraktor tidak akan dikenakan pajak dari tahap
eksplorasi hingga pertama kali berproduksi. Kontraktor juga terdapat jaminan
loss carry forward hingga sepuluh tahun. Selanjutnya, kontraktor akan dikenakan
indirect tax pada masa produksi yang dihitung di dalam keekonomian lapangan
yang akan dikompensasi melalui split adjustment.
Perlu
diketahui, bahwa cadangan minyak bumi sebesar 3,3 miliar barel tersebut
diidentifikasi dari KKKS yang beroperasi di Indonesia, yaitu PT Pertamina
sekitar 1.237 juta barel, Chevron Pasific Indonesia sebesar 639 juta barel, dan
Pertamina Hulu Energi ONWJ LTd sebesar 427 juta barel. Selain, masih terdapat
cadangan potensial minyak bumi sebesar 3,9 miliar, unrecoverable oil sebesar 55
miliar barel dimana 4,6 miliar barel di antaranya merupakan potensi yang dapat
diambil dengan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR). Potensi sumber daya migas
Indonesia sekitar 84,4 miliar barel oil ekuivalen.
Ego
Syahrial, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral (ESDM), di Kementerian ESDM Jakarta, (Selasa, 9/1/17) mengatakan
ada beberapa penemuan cadangan gas besar diantaranya, Lapangan Marakesh,
Jangkrik, Blok Masela, Lapangan Jambaran Tiung Biru dan Blok Kasuri yang
merupakan beberapa proyek gas dengan jumlah cadangan dan produksi besar. Tanpa penemuan
cadangan minyak baru maka tingkat Reserve Replacement Ratio (RRR) juga tidak
mencapai target. RRR minyak sekitar 40%-60%. Ada penurunan (cadangan minyak)
kedepan. Jika tidak ada penemuan baru maka dengan konsumsi seperti sekarang ini
maka cadangan minyak yang ada hanya mampu bertahan paling tidak 12 tahun. Namun
potensi minyak Indonesia masih belum habis, karena sampai saat ini belum semua
potensi minyak dan gas yang terdeteksi sudah dieksekusi. Dari 128 basin atau
cekungan yang tercatat di Kementerian ESDM, baru sekitar 45% yang sudah
dieksplorasi dan dieksploitasi atau diproduksikan. Sisanya 55% belum tersentuh
sama sekali, kebanyakan di kawasan timur yang saat ini belum pernah disentuh.
No comments:
Write commentsTerim Kasih Komentarnya. Semoga menyenangkan