KOMPI+25

Komunitas Pendidikan Indonesia

Jaringan Komunikasi KOMUNITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Monday, 16 April 2018

Waspadai Krisis Energi!

Posted by   on Pinterest

Cadangan Minyak Bumi Masih Komoditas Utama Dunia, Hanya Cukup 70 Tahun

Sejak pertengahan tahun 1950-an minyak Bumi telah menjadi sumber energi paling utama di dunia. Karena mempunyai kepadatan energi yang tinggi, pengangkutan yang mudah, dan cadangan yang banyak. Minyak Bumi juga digunakan sebagai bahan mentah dari banyak produk-produk kimia, farmasi, pelarut, pupuk, pestisida, dan plastik; dan sisa 16% lainnya yang tidak digunakan untuk produksi energi diubah menjadi material lainnya.

Business Insider (Selasa 18 Februari 2014) membuat peringkat negara-negara yang memiliki cadangan energi terbesar dunia yaitu tiga bahan bakar fosil yakni minyak, batu bara, dan gas alam. Dengan menggunakan data ulasan statistik dari British Petroleum pada 2013, berikut negara-negara dengan cadangan energi terbesar di dunia.


Pern Magnus Nysveen, dari Rystad Energy, lembaga konsultan Norwegia, (KOMPAS.com) menyebut AS kini melampaui Arab Saudi dan Rusia dalam hal besaran cadangan minyak mentah. Peningkatan penemuan cadangan minyak di basin Permian, Texas selama dua tahun terakhir menjadi penyebab "prestasi" AS. Laporan Rystad mengungkapkan, sebagian besar anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), terlalu membesar-besarkan cadangan minyak berdasarkan survei yang mereka lakukan sendiri.AS kini memiliki cadangan minyak mentah sebanyak 264 miliar barel, di atas Rusia dengan cadangan 256 miliar barel dan Arab Saudi yang "hanya" 212 miliar barel minyak mentah.

Pertumbuhan ekonomi Rusia sebagian besar didorong oleh ekspor energi dengan pendapatan minyak dan gas menyumbang 52 persen seluruh pendapatan negara. Dominasi energi oleh Rusia diperkirakan akan berlangsung terus-menerus. Gas alam akan menjadi sumber energi yang paling penting bagi Rusia karena negara ini memiliki cadangan gas alam terbesar kedua di dunia. Sanksi Amerika Serikat-Uni Eropa-Iran terkait ‘nuklir’ yang masih dijalankan memiliki efek yang merugikan pada sektor energi Iran karena mencegah investasi dan teknologi asing untuk mengembangkan cadangan gas Iran. Sebaliknya, perluasan kilang minyak dalam negeri Iran, yang telah tumbuh untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Venezuela memang terganggu oleh pemadaman listrik, kurangnya investasi, dan perusahaan minyak negara yang beroperasi pada kerugian besar-besaran.The Orinoco Belt, pasir minyak seperti yang ditemukan di Kanada, merupakan sebagian besar cadangan minyak Venezuela. Menurut survei US Geological, Orinoco diperkirakan menghasilkan 380 miliar hingga 652 miliar barel minyak. Namun, untuk mengambil minyak dari Orinoco dibutuhkan metode yang lebih kompleks untuk mengekstrak dari banyak sumber minyak konvensional.

Selain menjadi produsen dan eksportir minyak terbesar di dunia, Arab Saudi juga memiliki hampir seperlima dari cadangan minyak dunia. Arab Saudi lebih memfokuskan energi surya untuk memenuhi kebutuhan listriknya, bukan lagi dengan minyak, sedangkan gas alam masih belum berkembang.
Amerika Serikat merupakan konsumen energi terbesar kedua di dunia yakni 25 persen konsumsi minyak dunia, tetapi negara ini hanya mampu menghasilkan 6 persen pasokan minyak dunia. Ketergantungan Amerika pada energi asing bisa berubah dalam waktu dekat karena adanya revolusi gas dan rekah hidrolik. Kanada menjadi pemasok utama impor energi Amerika Serikat. Pengembangan ladang Bakken dan pasir minyak Athabasca telah mendorong pertumbuhan pasokan bahan bakar yang tak terduga. Diperkirakan Kanada menjadi pemain kunci di sektor energi dunia ke depannya.

Irak bisa menggeser posisi Iran sebagai produsen terbesar kedua minyak mentah di OPEC pada 2012, meskipun hanya sebagian kecil ladang minyak Irak yang dibangun. Qatar memperoleh US$55 miliar dari ekspor minyak atau 60 persen dari total pendapatan pemerintah pada 2012. UAE mampu memproduksi rata-rata 2,8 juta barel minyak mentah per hari dan menjadi salah satu 20 produsen gas terbesar di dunia. Diperkirakan dalam waktu dekat sektor energi akan mendominasi perekonomian UAE. China menjadi negara konsumen energi terbesar di dunia.

Pern Magnus Nysveen, analis dari Rystad Energy, lembaga konsultan Norwegia memberi kesimpulan terkait masa depan minyak bumi, menyebutkan bahwa dengan kecepatan produksi saat ini maka cadangan minyak dunia hanya akan bertahan selama 70 tahun, padahal jumlah kendaraan bermotor akan berlipat ganda dalam 30 tahun ke depan. Nysveen memperikrakan dalam 30 tahun, jumlah mobil listrik di negara Barat akan meningkat tetapi tetap tak "masuk akal" di negara-negara yang kesulitan energi listrik.


Cadangan minyak bumi Indonesia terus menipis.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta (Minggu, 30/7/2017) mengungkapkan, cadangan minyak bumi Indonesia terus menurun dalam beberapa tahun terakhir akibat tidak adanya penemuan cadangan minyak dalam jumlah besar dan belum ada teknologi yang dapat menguras seluruh isi sumur minyak yang sudah berporduksi untuk memproduksi minyak kembali. Energi fosil berupa cadangan minyak dan gas bumi (migas) Indonesia diperkirakan habis dalam 12 tahun mendatang. kondisi ini bisa terjadi lantaran.Cadangan minyak Indonesia tinggal 3,65 miliar barel dengan tingkat produksi sekitar 800 ribu barel per hari.
Energi fosil suatu saat tidak bisa memproduksikannya lagi, tidak bisa memproduksi oil. Karena di bawah tanah belum ada teknologi menguras oil 100%, paling banyak 40% sampai 60%.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan saat ini Indonesia memiliki cadangan minyak bumi sebesar 3,3 miliar barel dan terus menipis karena minimnya eksplorasi sumber minyak baru. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM Ego Syahrial mengatakan produksi minyak pada 2017 mencapai 804 ribu barel per hari dari target 815 ribu barel. Setiap menyedot 1 barel minyak, hanya dapat digantikan 0,6 barel dari eksplorasi. Jadi cadangan Indonesia sedikit menurun hingga 40 persen. Namun masih ada di 120 cekungan yang menyimpan cadangan minyak dan gas bumi. Ada sekitar 40-45 persen yang telah dieksplorasi.

Perubahan rezim perpajakan dari cost recovery menjadi gross split dapat menjadi solusi bagi kontraktor agar bisa lebih efisien dalam melakukan eksplorasi. Untuk menggenjot cadangan migas pemerintah pada tahun 2017 wilayah kerja (WK) migas akan dilelang, termasuk delapan WK pada 2015 dan dan 14 WK pada 2016 yang tidak laku. 70 persen WK migas diminati dengan menggunakan skema gross split. Gross split ternyata juga cocok untuk WK baru, bukan hanya WK perpanjangan. Dengan menggunakan skema gross split, kontraktor tidak akan dikenakan pajak dari tahap eksplorasi hingga pertama kali berproduksi. Kontraktor juga terdapat jaminan loss carry forward hingga sepuluh tahun. Selanjutnya, kontraktor akan dikenakan indirect tax pada masa produksi yang dihitung di dalam keekonomian lapangan yang akan dikompensasi melalui split adjustment.

Perlu diketahui, bahwa cadangan minyak bumi sebesar 3,3 miliar barel tersebut diidentifikasi dari KKKS yang beroperasi di Indonesia, yaitu PT Pertamina sekitar 1.237 juta barel, Chevron Pasific Indonesia sebesar 639 juta barel, dan Pertamina Hulu Energi ONWJ LTd sebesar 427 juta barel. Selain, masih terdapat cadangan potensial minyak bumi sebesar 3,9 miliar, unrecoverable oil sebesar 55 miliar barel dimana 4,6 miliar barel di antaranya merupakan potensi yang dapat diambil dengan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR). Potensi sumber daya migas Indonesia sekitar 84,4 miliar barel oil ekuivalen.


Ego Syahrial, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), di Kementerian ESDM Jakarta, (Selasa, 9/1/17) mengatakan ada beberapa penemuan cadangan gas besar diantaranya, Lapangan Marakesh, Jangkrik, Blok Masela, Lapangan Jambaran Tiung Biru dan Blok Kasuri yang merupakan beberapa proyek gas dengan jumlah cadangan dan produksi besar. Tanpa penemuan cadangan minyak baru maka tingkat Reserve Replacement Ratio (RRR) juga tidak mencapai target. RRR minyak sekitar 40%-60%. Ada penurunan (cadangan minyak) kedepan. Jika tidak ada penemuan baru maka dengan konsumsi seperti sekarang ini maka cadangan minyak yang ada hanya mampu bertahan paling tidak 12 tahun. Namun potensi minyak Indonesia masih belum habis, karena sampai saat ini belum semua potensi minyak dan gas yang terdeteksi sudah dieksekusi. Dari 128 basin atau cekungan yang tercatat di Kementerian ESDM, baru sekitar 45% yang sudah dieksplorasi dan dieksploitasi atau diproduksikan. Sisanya 55% belum tersentuh sama sekali, kebanyakan di kawasan timur yang saat ini belum pernah disentuh.

Posting Terkait :

No comments:
Write comments

Terim Kasih Komentarnya. Semoga menyenangkan

KABAR TEMAN

ARSIP

*** TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG *** SEMOGA BERMANFAAT *** SILAHKAN DATANG KEMBALI ***
Komunitas Pendidikan Indonesia. Theme images by MichaelJay. Powered by Blogger.
Hai, Kami Juga Hadir di Twitter, like it - @iKOMPI25
Kirim Surat