KOMPI+25

Komunitas Pendidikan Indonesia

Jaringan Komunikasi KOMUNITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Friday 30 March 2018

Dosen Menjadi Pemeran Penting Dalam Pengembangan Akreditasi Pendidikan Tinggi Berbasis Global.

Posted by   on Pinterest

Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) mulai mengembangkan sistem instrumen akreditasi yang relevan dengan pengembangan sektor pendidikan tinggi di Indonesia dan mengikuti perkembangan global. Pengembangan ini ditandai dengan peluncuran instrumen akreditasi yang baru atau versi 3.0, Rabu (28/03), di El Royal Hotel, Jakarta Utara. Dibandingkan versi sebelumnya, versi ini lebih menekankan pada outcome dan diferensiasi misi dalam pengelolaan perguruan tinggi.

Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti Ainun Naim mengatakan Kemenristekdikti mengapresiasi BAN-PT pengembangan pada instrumen akreditasi PT itu, sesuai dengan perkembangan pendidikan tinggi dan tuntutan masyarakat. Hal itu dilakukan berdasarkan Permenristekdikti No. 32/2016, BAN-PT.

“Secara natural kita perlu model yang berbeda untuk jenis lembaga pendidikan yang berbeda. Di dalam sistem assessment yang baru ini sudah mempertimbangkan perbedaan karakteristik perguruan tinggi maupun program studinya. Ke depan sistem ini diharapkan dapat lebih fleksibel, menyesuaikan dengan perkembangan-perkembangan yang ada,” tutur Ainun.

Direktur Dewan Eksekutif BAN-PT, T. Basaruddin menjelaskan Instrumen Akreditasi Perguruan Tinggi (IAPT) yang baru memiliki beberapa fitur utama seperti lebih berorientasi pada output dan outcome dibanding instrumen sebelumnya yang lebih menitikberatkan input. Selain itu hasil akreditasinya akan dinyatakan dalam bentuk status dan peringkat seperti status terakreditasi atau tidak terakreditasi, sementara untuk peringkat baik, baik sekali, dan unggul.

“IAPT yang baru ini juga didasarkan pada aspek misi penyelenggaraan dan tata kelola perguruan tinggi. Aspek misi dibagi menjadi 2 yaitu akademik dan vokasi. Sementara pada aspek tata kelola dibagi menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH), Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTN-BLU), Perguruan Tinggi Negeri Satuan Kerja (PTN Satker), dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS),” imbuh Basaruddin.

BAN-PT menetapkan waktu transisi selama 6 bulan untuk penggunaan IAPT yang baru dimana secara efektif akan diberlakukan mulai 1 Oktober 2018. Sementara saat ini masih menggunakan instrumen yang lama. Terkait dengan itu BAN-PT akan menyelenggarakan pelatihan penggunaan instrumen baru bekerjasama dengan Kopertis (LLDikti), asosiasi perguruan tinggi, serta pihak lain yang berkepentingan.

Sebagaimana diketahui, Indonesia tengah memasuki fase transformasi dari negara yang berpendapatan menengah (Middle Income Countries) mejadi negara berpendapatan tinggi (High Income Countries). Upaya membangun kemampuan ekonomi untuk kemandirian dan daya saing bangsa merupakan bagian dari cita-cita Indonesia untuk sejajar dengan negara lain, oleh karena itu Indonesia perlu menata sistem ekonomi yang berbasis iptek dan inovasi.

Pada acara Sosialiasi Program Pengembangan Klaster Inovasi, di Hotel Sultan, Jakarta (26/32018) Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan bahwa potensi ekonomi dan inovasi yang ada di daerah merupakan hal penting untuk dikembangkan. Strategi pembangunan di daerah harus difokuskan kepada pengembangan potensi bisnis yang berbasis pada Produk Unggulan Daerah (PUD). Berbagai macam PUD yang bisa dikembangkan, antara lain komoditas pertanian, perkebunan, kehutanan, hortikultura hingga industri kreatif. Inovasi berangkat dari suatu riset yang dapat dikomersialkan. Potensi-potensi yang ada di daerah menjadi sangat penting. Untuk itu semua potensi yang ada di daerah ditingkatkan, agar bertambah nilai kemanfaatannya bagi masyarakat. Program sejenis itu dapat memacu daya saing nasional, karena tingkat daya saing nasional dibentuk dan didukung oleh kemampuan daya saing daerah yang memiliki karakteristik aktivitas ekonomi, infrastruktur, sumber daya alam, kearifan lokal serta kualitas sumber daya manusia yang beragam.

Menurut Menteri Nasir pengembangan ekonomi di daerah berbasis iptek dan inovasi hendaklah sesuai dengan kebutuhan (demand) dari industri dan masyarakat. Dengan demikian, diharapkan pertumbuhan riset dan inovasi di daerah baik secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan taraf kesejahteraan dan tingkat perekonomian masyarakat di daerah.

Menurut Jumain Appe, Direktur Jenderal Penguatan Inovasi model pengembangan klaster inovasi berbasis PUD adalah upaya mendorong kolaborasi dan sinergi peran serta fungsi para aktor inovasi di daerah dalam upaya mengembangkan potensi lokal untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pendekatan Model Klaster Inovasi dilakukan melalui peningkatan peran perguruan tinggi sebagai salah satu elemen penting dalam pembangunan sumber daya manusia yang mampu menciptakan invensi dan inovasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah berbasis sumber daya lokal. Selain itu, perguruan tinggi dapat menjadi pusat unggulan yang menghasilkan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan industri di daerah tempat perguruan tinggi tersebut berada. Perguruan Tinggi harus menjadi ‘agent of region economic development’. Peran pemerintah yang optimal dalam merangsang pertumbuhan investasi bisnis, serta menciptakan iklim usaha yang kondusif, dan dunia usaha/industri yang mampu menciptakan iklim bisnis yang sehat sesuai etika bisnis, sedangkan komunitas sebagai pihak pemakai barang dan jasa atau output ekonomi lebih menyadari pentingnya memakai produk dalam negeri.

Peranan Dosen Menjadi Penting

Menristekdikti Mohamad Nasir dalam dialog pendidikan dengan tema “Pengelolaan Akademik di Era Disrupsi Teknologi”, di Aula Universitas Ngudi Waluyo (28/03/2018) menjelaskan bahwa Era disrupsi adalah dimana evolusi atau perubahan ketika masyarakat menggeser aktivitas-aktivitas yang awalnya dilakukan di dunia nyata, ke dunia maya atau digitalisasi. Fenomena ini berkembang pada perubahan pola dunia bisnis. Era ini akan menuntut kita untuk berubah atau punah, berinovasi atau tertinggal. Salah satu cara antisipasinya perguruan tinggi didorong untuk digitalisasi sistem pendidikan.

“Saat ini Indonesia tengah memasuki era Revolusi Industri 4.0, era disrupsi teknologi. World Economic Forum (WEF), menyebut Revolusi Industri 4.0 adalah revolusi berbasis Cyber Physical System yang secara garis besar merupakan gabungan tiga domain yaitu Digital, Fisik, dan Biologi. Ini ditandai dengan munculnya fungsi-fungsi kecerdasan buatan (artificial intelligence) dalam teknologi industri yang semakin pintar menyaingi manusia; eranya mobile supercomputing, intelligent robot, self-driving cars, neuro-technological brain enhancements, bahkan genetic editing (Manipulasi Gen),” papar Nasir.

Nasir mengungkapkan bahwa keunggulan sebuah perguruan tinggi, tidak saja hanya dinilai dari jumlah gedung, fasilitas atau jumlah dosen dan mahasiswa yang dimiliki. Hal utama adalah kontribusinya dalam menghasilkan SDM yang memiliki kompetensi dan berdaya saing tinggi di tingkat nasional maupun global. Juga kontribusinya dalam menghasilkan dan mengaplikasikan IPTEK bagi masyarakat. Perguruan Tinggi dituntut kesanggupannya dalam memproduksi SDM terdidik yang berkualitas, terampil, dinamis, dan menjadi learner yang mampu belajar, serta mengejar hal-hal baru. Bahkan menjadi garda terdepan dalam menghadapi perkembangan zaman. Perguruan Tinggi semakin dituntut untuk mempersiapkan para mahasiswanya akan pekerjaan yang belum ada. Di samping menciptakan iptek yang inovatif, adaptif, kompetitif sebagai konsep utama daya saing dan pembangunan bangsa di era industri 4.0.

Menurut Ainun, tuntutan masyarakat dan perkembangan teknologi sekarang ini, kemungkinan besar perubahan-perubahan itu akan semakin cepat. Misalnya pada model pembelajaran maupun terkait ketentuan dosen. Outcome merupakan aspek yang penting untuk diperhatikan. Mengingat aspek ini berkaitan dengan bagaimana lulusan perguruan tinggi dapat mendapatkan pekerjaan sesuai dengan kompetensi atau bagaimana temuan-temuan penelitian berkontribusi pada ilmu pengetahuan.

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir dalam Pengarahan tentang Dampak Revolusi Industri 4.0 di Universitas Diponegoro Semarang (28/3/2018) mengatakan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing tinggi dan siap berkompetisi di era RI 4.0 dibutuhkan dosen yang memiliki kompetensi inti keilmuan (core competence) yang kuat, mempunyai soft skill, ‘critical thinking’, kreatif, komunikatif dan mampu berkolaborasi dengan baik dengan mahasiswa.
Dosen sebagai salah satu pilar penting dalam perguruan tinggi memegang peranan strategis bagi pendidikan tinggi dalam menghadapi era digitalisasi dan Revolusi Industri 4.0. Dosen harus mampu beradaptasi terhadap Revolusi Industri 4.0. Pola pembelajaran tidak bisa lagi memakai pola yang lama, dosen harus mampu mengikuti perkembangan teknologi sehingga mampu menghasilkan lulusan berdaya saing tinggi.

“Dosen juga berperan menebar ‘passion’ dan menginspirasi mahasiswa serta tidak menyebarkan berita yang belum tentu benar (hoax), dosen juga menjadi teman bagi mahasiswa ,dosen juga harus teladan dan berkarakter,” tutur Menteri Nasir.

Menristekdikti mengingatkan perguruan tinggi untuk senantiasa meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dosen yang dimilikinya. Dalam menghadapi revolusi industri dosen juga harus mengikuti program kompetensi inti yang sesuai dengan kebutuhan revolusi industri 4.0. Kemenristekdikti telah menyiapkan berbagai kebijakan untuk penyiapan platform kualifikasi yang memenuhi kompetensi inti yang dibutuhkan oleh perkembangan industri 4.0 serta penyediaan beasiswa magister dan doktoral bagi dosen indonesia yang relevan dengan perkembangan revolusi industri 4.0.

Pada acara itu Menteri Nasir didampingi Rektor Undip berkesempatan untuk memberikan penghargaan kepada para dosen dengan publikasi ilmiah terbanyak, Sinta Score terbanyak dan penerima hak cipta terbanyak. Dalam acara tersebut turut hadir Koordinator Kopertis Wilayah VI Semarang, Civitas Akademika Universitas Diponegoro Semarang, serta tamu undangan lainnya.

No comments:
Write comments

Terim Kasih Komentarnya. Semoga menyenangkan

KABAR TEMAN

ARSIP

*** TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG *** SEMOGA BERMANFAAT *** SILAHKAN DATANG KEMBALI ***
Komunitas Pendidikan Indonesia. Theme images by MichaelJay. Powered by Blogger.
Hai, Kami Juga Hadir di Twitter, like it - @iKOMPI25
Kirim Surat