Setelah
gempa utama yang berkekuatan 6,4 Mw di Lombok Indonesia pada tgl 29 Juli 2018 pada pukul 06.47 WITA hingga pukul
10.20 WITA, telah terjadi 124 gempa bumi susulan dengan empat gempa berkekuatan
lebih dari 5,0 Mw dan yang terbesar 5,7 Mw. Pusat Gempa darat yang melanda
Pulau Lombok, berada di 47 km timur laut Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat
dengan kedalaman 24 km. Gempa itu merupakan rangkaian gempa awal sebelum gempa
bermagnitudo lebih besar mengguncang Lombok pada 5 Agustus 2018.
Gempa bumi itu
berpusat di darat di dekat Gunung Rinjani wilayah Kabupaten Lombok Timur.
Dengan memperhatikan lokasinya dan kedalaman hiposenter, maka gempa bumi ini
merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores
Back Arc Thrust). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini,
dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (thrust
fault).
Guncangan
gempa bumi ini dilaporkan telah dirasakan di seluruh Pulau Lombok, Pulau Bali
dan Pulau Sumbawa. Guncangan gempa bumi terkuat berada di seluruh wilayah Pulau
Lombok terutama Kabupaten Lombok Timur, Sumbawa Barat serta Sumbawa Besar
berupa guncangan V-VI MMI. Sedangkan di Pulau Bali dirasakan kuat berupa III-IV
MMI. Serta di Bima III MMI.
Dampak dan
korban
Terlawas,
jumlah korban jiwa akibat gempa Lombok sudah mencapai 564 orang. Melalui siaran
pers, (Senin, 1/9/2018), Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho merinci jumlah korban
meninggal dunia paling banyak berada di Kabupaten Lombok Utara, yaitu 467
orang. Jumlah itu berdasarkan data hingga Senin (1/9/2018) pagi. Jumlah korban
jiwa meninggal dunia sebanyak 564 orang dengan rincian, yaitu Kabupaten Lombok
Utara sebanyak 467 orang, Kabupaten Lombok Barat sebanyak 44 orang, dan
Kabupaten Lombok Timur sebanyak 31 orang. Selain itu, sebanyak 2 korban berada
di Kabupaten Lombok Tengah, 9 korban berada di Kota Mataram, 6 orang di
Kabupaten Sumbawa, dan 5 korban di Kabupaten Sumbawa Barat. Sutopo juga
menyebutkan ada 1.584 korban luka-luka yang tersebar di beberapa tempat. Daerah
dengan korban luka-luka terbanyak berada di Lombok Utara dengan jumlah 829
orang. Sementara, Lombok Barat sebanyak 399 orang dan Lombok Timur sebanyak 122
orang. Kemudian, korban luka-luka di Sumbawa Barat berjumlah 115 orang.
Berikut
daftar jumlah korban meninggal dunia berasarkan data yang diterima dari Posko
Penanggungan Darurat Bencana (PDB) Provinsi:
a. Kabupaten
Lombok Utara : 467 orang
b. Kabupaten
Lombok Barat : 44 orang
c. Kabupaten
Lombok Timur : 31 orang
d. Kabupaten
Lombok Tengah : 2 orang
e. Kota
Mataram : 9 orang
f. Kabupaten Sumbawa : 6 orang
g. Kabupaten
Sumbawa Barat : 5 Orang
Sementara
yang luka-luka mencapai 1.584 orang dengan rincian:
a. Kabupaten
Lombok Utara : 829 orang
b. Kabupaten
Lombok Barat : 399 orang
c. Kabupaten
Lombok Timur : 122 orang
d. Kabupaten
Lombok Tengah : 3 orang
e. Kota
Mataram : 63 orang
f. Kabupaten Sumbawa : 53 orang
g. Kabupaten
Sumbawa Barat : 115 Orang
Sementara,
berdasarkan data yang diterima dari Posko PDB Provinsi, jumlah orang yang
mengungsi mencapai 445.343 dengan rincian:
a. Kabupaten
Lombok Utara : 101.735 orang
b. Kabupaten
Lombok Barat : 116.453 orang
c. Kabupaten
Lombok Timur : 104.060 orang
d. Kabupaten
Lombok Tengah : 13.887 orang
e. Kota
Mataram : 18.894 orang
f. Kabupaten
Sumbawa : 49.188 orang
g. Kabupaten
Sumbawa Barat : 41.126 Orang
Sementara
rumah rusak sebanyak 149.715 unit, dengan rincian:
- Total siap
dibangun kembali 22.073 unit rumah
- Total rumah
telah dibongkar 4.679 unit
- Total terverifikasi
124.423 unit rumah
- Total
telah di SK kan 95.882 unit rumah
- Total buku
telah terbit 17.464 unit rumah
- Total buku
tabungan telah berisi saldo 2.623 unit
- Total
Pokmas terbentuk 54 TIM
- Rumah
Risha 348 KK
- Rumah Non
Risha 60 KK.
Data Badan
Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) menyebutkan salah satu korban meninggal
dunia, warga negara Malaysia bernama Siti Nur Lesmawida. Orang Malaysia yang
tewas itu dikatakan karena tertimpa material longsor, ketika sedang istirahat
di penginapannya di Lombok Timur.
Saat terjadi
Gempa itu, 333 pendaki yang sebagian pendaki dari luar negeri seperti dari
Thailand, Belanda, Perancis, dan Malaysia terjebak di kaldera Gunung Rinjani. Guna
mengevakuasi yang masih terjebak, BTNGR (Balai Taman Nasional Gunung Rinjani)
telah mengutus 184 personeil, 100 dari antara itu merupakan anggota Kopassus.
Kerusakan sejumlah
bangunan yang mengakibatkan kerugian material, yaitu 1.454 rumah, 7 unit
fasiltas pendidikan, 22 tempat ibadah, 5 unit kesehatan, 37 kios, dan 1
jembatan yang rusak.
Meski saat
ini perhatian publik tertuju pada bencana gempa dan tsunami yang melanda
Sulawesi Tengah, Sutopo mengingatkan bahwa para korban di Lombok juga masih
membutuhkan bantuan. Hingga saat ini, pihaknya masih melakukan proses
penanganan dan pemulihan. Ribuan korban gempa Lombok dan Sumbawa masih
memerlukan banyak bantuan. Percepatan pemulihan dampak gempa juga masih
dilakukan.
Pascagempa,
pemerintah setempat segera menutup Taman Nasional Gunung Rinjani yang terletak
tidak jauh dari pusat gempa. Segala kegiatan yang berada di dalam taman
nadional ditutup untuk mengantisipasi longsoran tanah yang sewaktu-waktu
terjadi akibat gempa.
Sesudah
kunjungan Presiden Joko Widodo dari Sulawesi Selatan mendatangi Nusa Tenggara
Barat, Presiden segera membahas soal penanganan pasca gempa dalam rapat
terbatas di Bandar Udara Sultan Muhammad Kaharuddin III. Presiden memerintahkan
jajarannya untuk lekas turun menangani pascagempa. Pemerintah pusat
memerintahkan untuk membantu masyarakat yang terkena musibah.
Gubernur NTB
Muhammad Zainul Majdi beserta jajarannya mengerahkan petugas untuk menangani
dampak gempa di wilayahnya. Pemerintah NTB kemudian menyatakan masa tanggap
darurat selama tiga hari dari waktu terjadinya gempa.
Dua
kecamatan terparah di Lombok Timur dilaporkan yang paling terdampak gempa yang
terdampak gempa di Wilayah Kabupaten Lombok Timur yakni Sembalun dan Sambelia.
Korban luka-luka di dua kecamatan tersebut untuk sementara dirawat di tenda
pengungsian yang dibangun oleh TNI, Polri, serta institusi pemerintah lainnya.
Tenda didirikan mengingat keadaan Puskesmas di Sembalun, rusak karena gempa.
Menteri
Sosial Idrus Marham menyatakan akan memberi bantuan logistik serta Tagana ke
wilayah terdampak gempa. Dalam pada itu, Tagana juga sudah membagikan nasi
bungkus untuk makan siang para korban dan relawan. Kemensos telah menurunkan 60
relawan Tagana, dan Tim Layanan Dukungan Psikososial juga bantuan logistik
telah turun ke lokasi gempa. Bantuan logistik seperti matras, tenda,
perlengkapan anak, perlengkapan lansia, makanan siap saji, dan lainnya
dikirimkan bertahap.
Kebutuhan
mendesak para pengungsi di Lombok saat ini adalah Logistik permakanan (MSS); Air
bersih, MCK, dan sanitasi; Layanan kesehatan dan trauma healing; Hunian
sementara berupa terpal / tenda (untuk warga yang mengungsi komunal atau
mengungsi mandiri di depan rumahnya); Selimut; Keamanan petugas dan warga; Kebutuhan
bayi dan balita; Tenda terpal untuk fasum dan fasos; Tikar; dan Kelambu.
Kepala Badan
Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan mencatat jumlah kunjungan
wisatawan mancanegara pada Agustus 2018 mencapai 1,51 juta, mengalami penurunan
1,93 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 1,54 juta. Penurunan
wisatawan yang disebabkan adanya bencana gempa bumi Lombok terlihat dari
kunjungan melalui bandara internasional Zainuddin Abdul Madjid Lombok, Nusa
Tenggara Barat (NTB) tercatat mengalami penurunan paling besar sebesar - 69,18
persen atau dari 13.980 orang menjadi 4.308 orang. Anjloknya kedatangan kedua
terjadi di Bandar Udara Ngurah Rai, Bali sebesar - 8,37 persen atau dari
624.263 orang menjadi 572.027 orang.
Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Muhadjir Effendy (Minggu, 5/8/2018) saat
menghadiri Pidato Kebangsaan Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM) mengatakan, terdapat 553 sekolah yang rusak akibat
gempa bermagnitudo 7,0 yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Nantinya,
semua sekolah yang rusak akan dibangun kembali oleh Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat (PUPR). MENDIKBUD masih fokus pada kegiatan belajar
mengajar siswa yang terdampak gempa dan sudah mengirimkan 64 tenda yang
diperuntukkan sebagai ruang kelas bagi siswa untuk melakukan aktivitas belajar dan,
akan ditambah lagi kalau masih ada kurang. MenDikbud menjamin bagaimana supaya
kegiatan belajar siswa tidak terganggu.
Demikian
info terkini dari Lombok.
No comments:
Write commentsTerim Kasih Komentarnya. Semoga menyenangkan