KOMPI+25

Komunitas Pendidikan Indonesia

Jaringan Komunikasi KOMUNITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Friday, 6 July 2018

Hebat, Guru Indonesia Menjadi Peserta Pelatihan Astronot

Posted by   on Pinterest


Nur Fitriana (32), guru Sekolah Dasar (SD) N Deresan, Caturtunggal, Depok, Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)terpilih menjadi salah satu peserta program Honeywell Educators at Space Academy untuk mengikuti pelatihan astronaut di US Space & Rocket Center (USSRC) di Huntsville, Alabama, Amerika Serikat. Fitri menjalani pelatihan astronaut bersama 9 orang dari Indonesia dan 108 peserta mancanegara selama lima hari mulai 21-25 Juni 2018.

Fitri, kepada detikcom mengatakan, bisa lolos dari 2.776 pendaftar dan alhamdulillah juga Indonesia tahun ini mengirimkan peserta terbanyak dari total 67 negara, ada 10 orang dari Indonesia. Fitri mengaku tidak menyangka bakal lolos seleksi karena kuota pendaftar tidak dibatasi dan bisa diikuti oleh setiap orang dari seluruh negara. Awalnya dia mengetahui adanya program pelatihan yang dilaksanakan rutin tiap tahun ini dari temannya pada 2015. Saat itu, dia tertarik mencoba mendaftar tetapi sempat berpikir apakah pelatihan ini bisa menunjang kegiatan belajar terutama kaitannya dengan profesi seorang guru. Fitri kemudian mempelajari jurnal internasional soal astronaut yang ternyata erat dengan science, technology, engineering, mathematics (STEM).

Pada September 2017 dia akhirnya mendaftar melalui internet dengan mengirimkan persyaratan dan artikel berisi penelitiannya soal sumber daya listrik alternatif berupa baterai yang isi karbonnya diganti dengan kulit sayur dan buah, serta membuat jembatan dari koran bekas yang kuat menahan beban batu bata. Saya guru kelas 5 SD dan tak pernah berbahasa Inggris dalam keseharian, jadi saya coba santai saja karena niat daftar murni ingin menuntut ilmu, yang penting sudah mencoba. Pengumuman seleksi tanggal 28 Desember 2017. Dua hari setelahnya pas bangun tidur mau subuhan, tiba-tiba ada email masuk di HP, saya cek berisi informasi diterima. Fitri akhirnya berangkat bersama 9 orang dari Indonesia yang lolos seleksi dan seluruhnya juga berprofesi guru untuk berlatih menjadi seorang astronaut di USSRC.

Di sana Fitri dilatih oleh para profesor dan ahli bidang STEM, hingga astronaut yang telah menjalani misi ke luar angkasa. Selama lima hari dilatih menjadi seorang astronaut, simulasi naik pesawat ke luar angkasa, sistem mesin, juga pelatihan karakter, mental, disiplin, dan ada praktik memakai teknologi serta pemanfaatan barang bekas dalam STEM. Setelah pelatihan para guru diharapkan bisa paham betul STEM ini, dan bisa mengaplikasikan metode belajar kepada para siswa. Jika ada kendala kelengkapan fasilitas teknologi, guru bisa praktik dengan benda-benda di sekitar.

Prestasi Indonesia di bidang astronomi sudah terukir sejak Pratiwi Sudarmono, astronot pertama Indonesia sekaligus astronot wanita pertama di Asia. Pratiwi adalah seorang ilmuwan dari Universitas Indonesia yang mendalami ilmu mikrobiologi. Wanita yang lahir di Bandung pada 31 Juli 1952 ini juga pernah menjalani pendidikannya di University of Osaka, Jepang. Wanita berparas ayu ini memang tampak sangat haus ilmu dan juga bekerja sama dengan WHO, badan kesehatan dunia untuk meneliti Salmonella typhi.

Wanita yang bergelar doktor dan memiliki pengetahuan dalam bidang rekayasa genetik dan bioteknologi ini terpilih untuk misi ke luar angkasa lewat misi Palapa-B-3 STS-61H pada tahun 1985. Misi tersebut bertujuan untuk mengirim satelit Palapa-B2P, Skynet 4A dan WESTAR 6S. Ada tujuh kru yang hendak diberangkatkan saat itu. Mereka adalah Mike Coats (komandan), John Blaha (pilot), Robert Springer, James Buchli, dan Anna Fisher (spesialis misi), dan Pratiwi Sudarmono serta Nigel Wood (spesialias dari internasional).

Astronot dalam misi STS-61-H yang menggunakan pesawat ulang-alik Columbia STS-61-H yang direncanakan berangkat tahun 1986. Palapa B3 merupakan satelit milik Indonesia. Karena itulah pemerintah berusaha mengirim anak bangsanya ke luar angkasa. Rencananya, Pratiwi bertugas sebagai pay load specialist atau kru yang mengoperasikan satelit Palapa B3 dalam misi tersebut. Sebagai astronot cadangan ditunjuk Taufik Akbar yang merupakan engineer dari PT Telkom. Keduanya lalu dilatih oleh NASA Amerika Serikat hingga mereka siap diterbangkan ke luar angkasa.

Mereka seharusnya berangkat pada 24 Juni 1986 dan pulang kembali 1 Juli 1986. Misi ini dibatalkan karena kecelakaan pesawat Challenger. Pesawat ulang alik itu meledak 73 detik setelah diluncurkan, menyebabkan kematian tujuh awak astronot. Pesawat hancur di atas Samudera Atlantik, lepas pantai pusat Florida pada 11:38 EST (16:38 UTC). Akibat dari insiden itu, NASA membatalkan beberapa penerbangan ke luar angkasa. Tak terkecuali Columbia yang akan mengangkut satelit Palapa milik Indonesia. Para astronot yang tadinya direncanakan ikut dalam misi tersebut pun ikut batal berangkat, termasuk Pratiwi. Satelit B3 akhirnya tetap diluncurkan dengan roket Delta tanpa kehadiran astronot dari Indonesia. Namun, setidaknya Pratiwi sudah mencatatkan namanya sebagai Astronot pertama di Indonesia.

AXE Apollo Space Academy (AASA) Indonesia akhirnya mendapatkan tiga orang calon astronot yang akan berpetualang ke luar angkasa pada 2014. Tiga orang astronot yang terpilih merupakan hasil seleksi ketat dari masa karantina yang dijalani selama tiga hari dan diikuti 40 peserta dari 82 ribu orang pendaftar. Ketiga calon astronot itu adalah Muhammad Sidharta Krisna, Rizman Adhi Nugraha, dan Abraham Gamaliel Figrana. Satu dari tiga calon astronot yang terpilih untuk pergi ke luar angkasa dari program AASA Indonesia akan mendapat kesempatan menumpang pesawat XCOR Lynx Mark II. Pesawat berkapasitas dua orang ini baru akan diuji coba pada akhir 2013. Selanjutnya di 2014 akan diterbangkan sejauh 103 km dengan durasi perjalanan total 60 menit. akan ada satu orang astronot asal Indonesia yang benar-benar menjelajah luar angkasa.

Abraham Gamaliel Figrana, peserta AASA Indonesia asal Bandung, Jawa Barat mengatakan, bisa terpilih untuk mengikuti tahapan AASA Global Space Camp di Orlando, Florida, Amerika Serikat, adalah sebuah pencapaian tertinggi cita-citanya. Ini perjuangan tertinggi bisa pergi kesana (Amerika Serikat). Mudah-mudahan bisa menjawab kepercayaan sebagai satu dari 22 astronot yang berasal dari seluruh dunia yang berangkat ke luar angkasa.

Rizman A Nugraha (27) adalah lolos sebagai satu-satunya perwakilan Indonesia yang direncanakan untuk merasakan sensasi berada di luar angkasa dari kontes yang digelar oleh sebuah merek parfum. Tes yang sudah dijalani seperti baris berbaris, panjat dinding, terbang dengan simulator, sampai tes kesehatan dan bahasa Inggris. Semua tes itu akhirnya dilalui sampai akhirnya Rizman terbang ke Florida, Amerika Serikat, untuk mengikuti pelatihan di Global Space Camp. Di sana, dia kembali diseleksi dengan peserta dari 62 negara.

Rizman yang berprofesi sebagai karyawan kantoran itu, yang peserta asal Bangka Belitung, saat ditemui di AXE Apollo Space Academy (AASA) Indonesia Headquarter, Jakarta, (Sabtu, 28/9/2013) mengatakan itu merupakan kesempatan besar sekaligus membanggakan. Karena belum ada sebelumnya orang Indonesia yang bisa pergi ke luar angkasa. Rizman  tak menyangka langkahnya untuk bisa mengarungi angkasa luar bersama AXE Apollo bisa menembus babak final. Padahal, semula pria berusia 24 tahun itu mengaku hanya sebatas iseng-iseng mendaftarkan diri ke AASA Indonesia. Pas ada kesempatan, saya coba untuk mendaftar, nggak tahunya terpilih masuk 40 besar sampai akhirnya jadi tiga orang calon astronot Indonesia yang dikirim ke Amerika Serikat. Bangga sekali.

Selama rangkaian misi pelatihan di Florida yang dipimpin oleh astronot senior Buzz Aldrin, Rizman telah berhasil mengemudikan pesawat Air Combat USA, menjalani latihan seperti layaknya seorang astronot dalam Astronaut Assault Course dan membuktikan dirinya bisa mengatasi kekuatan ledakan dalam jenis latihan G-Force Mission di Kennedy Space Center.

Rencananya pria asal Bangka Belitung akan terbang ke luar angkasa bersama seorang pilot dengan pesawat luar angkasa berteknologi mutakhir berkapasitas dua orang yaitu XCOR Lynx Mark II. Pesawat luar angkasa ini akan menerbangkan Rizman setinggi 103 km dari Planet Bumi menembus batas luar angkasa dengan durasi perjalanan 60 menit. Sebelumnya, dia dijanjikan terbang bulan Desember akhir tahun 2015, atau paling lambat bulan Januari 2016. Namun ternyata, janji itu tak kunjung datang. Rizman masih belum mendapat kepastian kapan berangkat, misi ke luar angkasanya bukan batal, namun tertunda.

Semoga saja suatu waktu kelak, ada orang Indonesia yang akan menjelajah di luar angkasa.
 Semangat!

Sumber:

No comments:
Write comments

Terim Kasih Komentarnya. Semoga menyenangkan

KABAR TEMAN

ARSIP

*** TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG *** SEMOGA BERMANFAAT *** SILAHKAN DATANG KEMBALI ***
Komunitas Pendidikan Indonesia. Theme images by MichaelJay. Powered by Blogger.
Hai, Kami Juga Hadir di Twitter, like it - @iKOMPI25
Kirim Surat