Penelitian
pada tahun 2014 yang dilakukan oleh Analytical and Capacity Development
Partnership menunjukkan bahwa satu dari lima guru di daerah terpencil absen.
Berbagai penelitian menghubungkan ketidakhadiran guru dengan ketidakhadiran
murid, angka putus sekolah, dan hasil proses pembelajaran yang buruk. Tingkat
kemangkiran guru di daerah terpencil dan guru penerima tunjangan khusus relatif
lebih tinggi.
Survei yang dilakukan oleh SMERU pada tahun 2010 menunjukkan bahwa tingkat kemangkiran guru di daerah terpencil (24,4%) lebih tinggi dibandingkan rerata nasional (15%). Yang paling memprihatinkan adalah, tingkat kemangkiran guru penerima tunjangan khusus (31,5%) lebih tinggi dibandingkan guru yang tidak menerima tunjangan khusus (25,4%).
Survei yang dilakukan oleh SMERU pada tahun 2010 menunjukkan bahwa tingkat kemangkiran guru di daerah terpencil (24,4%) lebih tinggi dibandingkan rerata nasional (15%). Yang paling memprihatinkan adalah, tingkat kemangkiran guru penerima tunjangan khusus (31,5%) lebih tinggi dibandingkan guru yang tidak menerima tunjangan khusus (25,4%).
Survei serupa yang dilakukan
oleh ACDP pada tahun 2014 mengindikasikan perbaikan, walaupun di daerah
terpencil (19,3%) masih dua kali lipat rerata nasional (9,4%). Tingginya angka
ketidakhadiran guru adalah halangan dalam memperbaiki pelaksanaan layanan
pendidikan dan dampaknya di daerah miskin dan terpencil di Indonesia. Satu dari lima guru tidak hadir di sekolah.
Proyek percontohan KIAT Guru memberikan rekomendasi kebijakan berbasis bukti untuk memperbaikit tingkat kehadiran guru, kinerja pelayanan guru, dan hasil pembelajaran murid. Evaluasi dampak dilakukan di 270 desa tertinggal, memperbaiki kapasitas 1.800 wakil masyarakat dan akuntabilitas 1.700 guru. Mereka melayani sekitar 26.000 murid sekolah dasar.
Walaupun
kesejahteraan guru telah membaik, hasil pencapaian belajar siswa-siswi
Indonesia masih tetap terpuruk. Pencapaian matematika, bahasa, dan ilmu alam
dalam tes TIMMS dan PIRLS tahun 2011
menurun dibanding tahun 2007 untuk kelas 8, demikian juga dalam tes PISA tahun
2012 menurun dibanding tahun 2009 untuk murid berusia 15 tahun. Kesenjangan
pelayanan dan pencapaian pendidikan di daerah perkotaan dan perdesaan juga
masih cukup tinggi. Lebih dari 50% penduduk di daerah perdesaan berusia 15
tahun ke atas masih belum atau baru tamat pendidikan Sekolah Dasar,
dibandingkan 30% di daerah perkotaan (BPS, 2012).
Sejak
tahun 2009, anggaran pendidikan telah mencapai 20% dari APBN. Setengah dari
anggaran tersebut dialokasikan untuk gaji dan tunjangan guru, dengan pagu yang
terus meningkat dalam 3 tahun terakhir. Kesejahteraan guru telah membaik. Bagi
guru yang telah disertifikasi, besaran tunjangan profesional bisa mencapai satu
kali gaji pokok. Apabila guru yang telah disertifikasi ditempatkan di daerah
khusus dan mendapatkan tunjangan khusus, maka pendapatan mereka bisa mencapai
tiga kali gaji pokok.
Kinerja
dan Akuntabilitas Guru (KIAT Guru) adalah inisiatif TNP2K untuk meningkatkan pelayanan
pendidikan dengan mengujicobakan beberapa pendekatan yang melibatkan peran
serta masyarakat, yang memperbaiki mekanisme dan transparansi pembayaran
tunjangan guru, dan yang mengaitkan pembayaran tunjangan guru dengan keberadaan
dan kualitas layanan pendidikan. TNP2K
melihat perlunya peningkatan efektivitas dan akuntabilitas anggaran sektor
pendidikan yang dialokasikan untuk guru, sehingga peningkatan pelayanan dan
pencapaian pendidikan dapat tercapai, terutama untuk kelompok masyarakat yang
masih belum terjangkau dengan baik. Sebagai ujung tombak pendidikan, Wakil
Presiden berharap agar peningkatan pendapatan guru melalui pemberian tunjangan
guru dapat melecut motivasi, inovasi, dan kinerja guru. Karenanya, bekerja sama
dengan BAPPENAS, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementrian Keuangan, dan
beberapa Pemerintah Daerah, TNP2K memetakan beberapa pokok permasalahan dan
menggagas KIAT Guru. Infografis KIAT Guru selengkapnya lihat DISINI
Seperti
yang diamanatkan dalam Undang-undang untuk Guru tahun 2005, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayan memberikan secara otomatis kepada guru yang
ditempatkan di daerah khusus, termasuk daerah miskin dan terpencil, Tunjangan
Khusus tanpa kondisi - gaji non-permanen
yang sebesar gaji pokok guru. Anggaran nasional untuk gaji dan tunjangan guru
adalah kurang lebih 50% dari anggaran pendidikan, atau $16,5 juta pada 2016. Sayangnya,
penerima Tunjangan Khusus ini ditemui memiliki tingkat ketidakhadiran yang
lebih tinggi dibandingkan dengan guru lain di sekolah yang sama yang tidak
menerima tunjangan. Kesejahteraan guru yang lebih baik tidak berdampak kepada
kinerja guru atau hasil pembelajaran murid yang meningkat. Selain itu,
pemerintah daerah memiliki keterbatasan dalam melakukan pemantauan terhadap guru di sekolah terpencil. Terkait
hasil pembelajaran, daerah terpencil terus tertinggal jauh dibanding daerah
perkotaan.
Program
percontohan KIAT Guru bertujuan untuk meningkatkan kehadiran dan kinerja guru
melalui pemberdayaan anggota masyarakat dan ikatan kinerja guru dengan
tunjangan yang diterima. Proyek percontohan ini menguji dua mekanisme:
- Pemberdayaan masyarakat yang dengan jelas memberikan peran kepada wakil masyarakat untuk memantau dan mengevaluasi kinerja guru, dan
- Pembayaran untuk Kinerja, yang mengaitkan Tunjangan Khusus dengan kehadiran dan mutu kinerja guru.
Setelah
pengesahan undang-undang yang mengizinkan tunjangan guru dari Kementerian
dikondisikan dengan kinerja guru – terkait kehadiran atau mutu pelayanan yang
diberikan guru, proyek percontohan ini juga memberdayakan wakil masyarakat
untuk mendorong akuntabilitas guru di 203 sekolah percontohan.
Hingga
November 2017, wakil masyarakat di semua sekolah telah melakukan pemantauan dan
evaluasi guru. Di 135 sekolah, pembayaran untuk Tunjangan Khusus dilakukan
berdasarkan kehadiran guru, yang diverifikasi oleh wakil masyarakat, atau
berdasarkan mutu pelayanan, yang dievaluasi oleh wakil masyarakat.
Pada
2017, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, lima pemerintah kabupaten, dan 70%
dari pemerintah desa yang terpilih mengalokasikan pendanaan bersama untuk
oelaksanaan proyek percontohan ini. Hasil awal menunjukkan bahwa tingkat
kepuasan masyarakat terhadap kehadiran guru meningkat dari 68% saat baseline ke
90% pada pertengahan 2017. Terkait kinerja pelayanan guru, peningkatan terjadi
dari 55% pada baseline, menjadi 91% pada pertengahan 2017.
Kontribusi
Bank Dunia
Sebagaimana
diketahui, Proyek percontohan KIAT Guru merupakan kolaborasi antara Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
(TNP2K), dan Pemerintah Kabupaten Ketapang, Sintang, Landak, Manggarai Timur,
dan Manggari Barat. KIAT Guru dilaksanakan oleh Yayasan BaKTI, dengan dukungan
teknis dari Bank Dunia dan pendanaan dari Pemerintah Australia.
Pemerintah
Indonesia telah meminta rekomendasi kebijakan dikembangkan secara kompreshensif
untuk meningkatkan layanan pendidikan, khususnya di 122 kabupaten tertinggal
dan 13.000 desa sangat tertinggal. Selain itu, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan juga meminta pelaksanaan proyek percontohan baru untuk perbaikan
kinerja dan akuntabilitas guru di daerah perkotaan, dengan menggunakan
Tunjungan Profesi Guru dari Pemerintah.
Pemerintah
Australia mendukung proyek percontohan KIAT Guru dari saat proyek dimulai tahun
2012. Pada 2016, Bank Dunia meningkatkan pelaksanaan proyek dan melakukan
evaluasi dampak, dengan Trust Fund berjumlah 6.5 juta US$ dari Pemerintah
Australia dan USAID. Research in Improving Systems in Education (RISE, yang
dibiayai oleh Department for International Development dan Pemerintah
Australia) bersama mendanai evaluasi dampak tersebut.
“Dalam
tiga bulan terakhir, tidak ada guru yang terlambat. Dan hal ini berdampak
kepada murid. Ketika murid melihat guru disiplin, para murid juga disiplin.
Mereka menjadi lebih santun dan dan jarang datang terlambat walau banyak dari
mereka harus berjalan selama 30 menit sampai satu jam untuk mencapai sekolah
ini,” kata Andreas Jemahang, kader KIAT Guru di Desa Kaju Wangi, Nusa Tenggara
Timur. Putra Andreas bersekolah di SD Mboeng.
SUMBER
www.worldbank.org
www.tnp2k.go.id
No comments:
Write commentsTerim Kasih Komentarnya. Semoga menyenangkan