KOMPI+25

Komunitas Pendidikan Indonesia

Jaringan Komunikasi KOMUNITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Friday, 20 April 2018

Mau Pintar? Caranya Tak Harus Kaya

Posted by   on Pinterest

Kisah Inspiratif Komunitas Pendidikan Indonesia 2018

Anak Satpam UGM Raih Gelar Doktor

Bagi Retnaningtyas Susanti (33 tahun), tidak ada kata tidak mungkin bagi orang yang memiliki niat tulus dan kesungguhan untuk menimba ilmu. Meski awalnya tidak yakin bisa kuliah waktu kuliah S1, berkat dukungan penuh dari orang tua dan tekad pribadi Tyas menyelesaikan jenjang S1 dalam waktu yang cukup singkat, 3 tahun 7 bulan.

Selepas lulus S1 Tyas sempat bekerja sebagai peneliti di Pusat Studi Kebijakan dan Kependudukan (PSKK) UGM tempat ayahnya Teguh Tuparman bekerja sebagai satpam. Seiring berjalannya waktu, kecintaannya terhadap penelitian yang ia tekuni menumbuhkan impian di dalam dirinya untuk berprofesi sebagai dosen. Dua tahun setelah ia lulus dengan gelar sarjana, ia memutuskan untuk kembali melanjutkan studinya di jenjang S2.

Pada waktu mau S2, orangtuanya tidak bisa lagi membiayai karena adik-adiknya juga masih sekolah semua. Tyas pun bertekad untuk membiayai sendiri kuliahnya. Berbagai pekerjaan sampingan pernah ia tekuni demi mencari penghasilan tambahan, mulai dari bekerja di warung kopi hingga berjualan salak di salah satu sudut di sisi selatan UGM.

Perjalanan penjang yang ia lalui pun membuahkan hasil. Tahun 2011 ia berhasil meraih gelar master di bidang pariwisata, gelar yang memempatkannya memulai profesi dosen di Universitas Andalas Padang.

Pada tahun 2013, dengan beasiswa BPPDN Dikti Tyas kembali ke Jogja untuk studi S3. Dari segala kerja keras yang dilakoninya, Tyas menitipkan pesan kepada generasi muda untuk terus berjuang mendapat pendidikan yang terbaik karena ada berbagai jalan yang dapat ditempuh.

“Saya ingin Bapak dan Ibu melihat saya dikukuhkan sebagai guru besar suatu hari kelak,” ucap Tyas mantap sambil merangkul sang ayah tercinta, anggota satuan keamanan UGM yang kini bernama Pusat Keamanan Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (PK4L).

Anak Buruh Sawit Wisudawan Terbaik Dengan IPK 3,99

Yunita Ayu Tarina (22 tahun) Anak Buruh Sawit UM Jember meraih gelar Sarjana Ekonomi (Sabtu, 14/4/2018) dengan IPK nyaris sempurna 3,99 di Universitas Muhammadiyah Jember. Selain menjadi lulusan tercepat yaitu 3 tahun 5 bulan, semasa kuliah, Tarina juga banyak prestasi nasional dan internasional. Salah satunya mewakili kampus dalam program pertukaran mahasiswa Muslim dengan sejumlah perguruan tinggi di Thailand.

Keterbatasan atau kekurangan memang tidak menjadi alasan seseorang untuk berkembang lebih baik. Tarina yang berasal dari Desa Tegalharjo Krikilan Banyuwangi ini adalah anak dari Hudori, seorang buruh sawit di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat. Keterbatasan juga tidak memudarkan cita–cita seseorang dalam menggapai prestasi. Saat menjadi mahasiswa, Tarina aktif dalam berbagai organisasi, baik intra maupun ekstra kampus. Namun, Tarina memilih ingin bekerja dulu daripada kuliah S-2. “Biar Bapak saya tidak perlu lagi bekerja jauh di Kalimantan Barat sana,” kata Tarina.

Banyak orang tidak menyangka, anak seorang buruh sawit meraih prestasi akademik sempurna. Siapa sangka anak seorang satpam bisa mencapai Doktor (S3) dengan meraih lulusan terbaik. Memang untuk pintar, tidak harus kaya!

Semoga bermanfaat.


Read more at : https://ristekdikti.go.id

No comments:
Write comments

Terim Kasih Komentarnya. Semoga menyenangkan

KABAR TEMAN

ARSIP

*** TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG *** SEMOGA BERMANFAAT *** SILAHKAN DATANG KEMBALI ***
Komunitas Pendidikan Indonesia. Theme images by MichaelJay. Powered by Blogger.
Hai, Kami Juga Hadir di Twitter, like it - @iKOMPI25
Kirim Surat