Pendidikan
moral sangat penting membentuk sebuah karakter yang baik dalam kepribadian
mahasiswa ataupun siswa. Karena Pendidikan Moral memberikan ilmu perngetahuan bagaimana
bertingkah laku yang baik sesuai dengan norma-norma yang berlaku, sesuai dengan
norma hukum. Maka kita yang ber ‘moral’ harus mematuhi rambu-rambu lalu lintas,
harus mematuhi peraturan hukum yang ada. Sesuai dengan norma kesopanan. Maka kita
yang ber ‘moral’ harus bersikap sopan dengan orang lain. Juga harus sesuai
dengan norma kesusilaan, norma kebudayaan/ adat. Dan sebagainya. Dengan penerapan
pendidikan moral, seyogianya akan membantu para orang tua, masyarakat dan
Negara dalam membentuk karakter bangsa yang lebih baik.
Permasalahan
moral yang terjadi di Indonesia tidak boleh di biarkan karena akan berdampak
pada hilangnya jati diri bangsa. Pendidikan moral harus di terapkan dengan
benar di dalam dunia pendidikan. Globalisasi yang masuk juga akan memperkeruh permasalahan
moral yang bisa membawa kehancuran moral bangsa seperti gaya hidup masyarakat
yang konsumtif atau sering disebut dengan hedonisme. Bahkan, seseorang yang
mempunyai intelektual yang tinggi bisa saja tidak dapat berguna jika dalam
kenyataan sosial mempertontonkan pelanggaran pelanggaran moral.
Dalam
pasal 3, Undang –undang No 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional dijelaskan
bahwa tujuan pendidikan nasional adalah menciptakan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang berakhlak mulia dan mempunyai moral yang tinggi.
Menurut
Emile Durkheim, Pendidikan moral merupakan bagian dari pewarisan nilai-nilai. Sekolah
mempunyai tugas mengenai perkembangan moral peserta didik. Peran keluarga
sangat dibutuhkan untuk membantu menciptakan pendidikan moral yang tinggi. Menurut
Menurut Burhanuddin dan Sumiati (2007:115) pendidikan karakter diartikan
sebagai upaya terencana untuk membantu orang untuk memahami, peduli, dan
bertindak atas nilai-nilai etika/ moral. Pendidikan karakter mengajarkan
kebiasaan berpikir dan berbuat yang membantu orang hidup dan bekerja
bersama-sama sebagai keluarga, teman, tetangga, masyarakat, dan bangsa. Untuk Indonesia,
mata pelajaran Pendidikan Moral dimaksudkan untuk membentuk warga negara
indonesia menjadi warga negara yang sesuai dengan moral dalam sistem pancasila
dan UUD 1945.
Sayangnya,
Pendidikan Moral sering dipelajari dengan menghafal teori. Guru di sekolah
cenderung berkonsentrasi pada teknik penjawab sesuai materi buku teks pembelajaran
yang ada dalam kurikilum. Bahkan, penafsirkan nilai yang diajarkan kepada siswa
sering lebih mengutamakan untuk mencari kata kunci spesifik dalam deskripsi dan
mengidentifikasi nilai moral itu sendiri. Intinya, menghafal nilai secara ketat
menjadi penekanan pada pemahaman atau penerapan moral.
Oleh
karena itu, sistem Pendidikan Moral harus direformasi dengan menggabungkan
bentuk pembelajaran dan penilaian tidak sepenuhnya bergantung pada ujian
tertulis. Inti silabus Pendidikan Moral adalah Nilai-nilai ini yang meliputi
"Kepercayaan kepada Tuhan", "Bertanggungjawab" (tanggung
jawab) dan "Sikap Keterbukaan" (open-mindedness). Ke-36 nilai moral tersebut
terbagi dalam 7 bidang studi utama, yaitu:
- Perkembangan Diri (pengembangan diri)
- Kekeluargaan (keluarga)
- Alam Sekitar (alam)
- Patriotisme (patriotisme)
- Hak Asasi Manusia (hak asasi manusia)
- Demokrasi (demokrasi)
- Keamanan dan Keharmonian (damai dan harmonis).
Dari
penjelasan diatas, dapat dikatakan bahwa pendidikan moral dapat pula disamakan
dengan istilah pendidikan etik, budi pekerti, pendidikan nilai atau pendidikan
afektif, pendidikan watak dan pendidikan akhlak. Dalam naskah kurikulum
Kurikulum Pendidikan Budi Pekerti oleh Puskur Depdiknas tahun 2001, Pendidikan
Moral dibagi pengertian pendidikan budi pekerti menjadi 2, yaitu secara
konsepsional dan secara operasional.
Secara
konsepsional, pendidikan budi pekerti mencakup beberapa hal, antara lain:
- Usaha menyiapkan peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya dengan berbudi pekerti luhur dalam segenap peranannya sekarang dan masa depan.
- Upaya pembentukan, pengembangan, peningkatan, pemeliharaan dan perbaikan perilaku peserta didik agar mereka mau dan melaksanakan tugas-tugas hidupnya secara selaras, dan seimbang.
- Upaya pendidikan untuk mewujudkan peserta didik menjadi pribadi seutuhnya dengan budi pekerti luhur melalui kegiatan bimbingan, pembiasaan, pengajaran, latihan dan keteladanan.
Secara
operasional merupakan upaya memberikan Pendidikan Budi Pekerti dengan
memberikan pembekalan terhadap peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan latihan selama pertumbuhan dan perkembangan dirinya sebagai
bekal masa depan dengan bermoralbaik, hati nurani yang bersih, serta mampu
menjada kesusilaan dalam melaksanakan kewajiban terhadap Tuhan dan sesama
makhluk.
Pendidikan
budi pekerti memiliki kesamaan tujuan dengan pendidikan moral atau pendidikan
akhlak, yaitu membentuk pribadi anak agar menjadi manusia yang baik, masyarakat
dan warga negara yang memiliki moral baik. Pada hakikatnya pendidikan budi
pekerti dalam pendidikan Indonesia merupakan pendidikan nilai, seperti
pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa dalam rangka
membina kepribadian generasi muda. Nilai-nilai inilah yang disajikan secara
rinci dalam buku teks dan menjadi dasar ujian yang sesuai. Setiap nilai
ditentukan oleh Kementerian Pendidikan. Menjawab pertanyaan ujian memerlukan
beberapa interpretasi dari definisi ini. Siswa diminta untuk memberikan
definisi yang sama persis dari setiap nilai moral saat menjawab pertanyaan
ujian.
Strategi
pendidikan moral adalah pendekatan atau upaya yang dilakukan untuk
menumbuh-kembangkan sikap, tingkah laku dan budi pekerti anak. Indikator
keberhasilan strategi ini, akan terlihat dari pergaulan anak sehari-hari.
Untuk pembinaan
moral anak ke arah yang lebih baik, Pemerintah dalam bidang pendidikan telah
memiliki hal tersebut dan sudah diterapkan di lingkungan keluarga, sekolah dan
lingkungan masyarakat.
Sebenarnya,
Pendidikan moral tidak hanya didapatkan dalam dunia pendidikan sekolah.
Pendidikan moral seyogianya selalu dipelajari dan dipraktekkan sepanjang hidup,
karena Pendidikan moral merupakan salah satu pintu kesuksesan bagi anak dalam
dunia pendidikan.
Keluarga
merupakan jalur pendidikan pertama dalam pengembangan pendidikan moral bagi
anak. Ayah, Ibu dan anggota keluarga yang lain memiliki kontribusi dalam
memberikan pendidikan kelauarga yang baik untuk anak. Ayah merupakan sosok
pemimpin yang memiliki otoritas tinggi untuk dapat menegakkan pendidikan moral
kepada anak. Ibu memiliki hak untuk membimbing anak ke arah nilai-nilai positif
lainnya. Kemudian anggota keluarga lainnya turut ikut menanamkan moral, etika
dan nilai kesopanan secara nyata kepada anggota keluarga. Dalam keluara semua
berkontribusi dalam menanamkan pendidikan moral.
Sekolah
merupakan lembaga kolektif Pendidikan Moral. Hal ini dikarenakan struktur dan
muatan kurikulum pendidikan memiliki berbagai macam aspek yang dibutuhkan oleh
siswa seperti aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik pada siswa.
Namun pendidikan moral disekolah tidak seefektif pendidikan moral di rumah,
karena di sekolah pendidikan moral hanya diberikan sebagai muatan lokal saja
sehingga tidak terintegerasi kepada pelajaran budi pekerti, ibadah dan mata
pelajaran lainnya.
Selain
itu, masyarakat memiliki peranan penting bagi perkembangan moral anak.
Pembinaan Moral tidak akan berpengaruh baik kalau tidak didukung dnegan
lingkungan yang baik. Kebanyakan anak-anak bermoral baik selalu berada pada
lingkungan yang baik pula, dan begitu sebaliknya. Oleh karena itu, orang tua dan
sekolah harus memberikan dan mengenalkan lingkungan masyarakat yang baik kepada
anak, sebagai pendidikan moral anak yang sangat penting secara langsung.
Strategi
pendidikan moral yang dapat diterapkan antara lain adalah :
1.Keteladanan.
Memberi contoh dan teladan kepada anak dinilai sebagai strategi paling efektif
dalam pembentukan moral anak. Strategi doktrin yang sering dilakukan pihak orang
tua, guru dan orang dewasa lainnya. Sering menimbulkan pembangkangan dan
tudingan kepada pemberi doktrin. Sebaliknya, mengajarkan sesuatu nilai moral
dan etika disertai contoh dan bukti nyata justru lebih menunjukkan hasil yang
signifikan. Orang tua menyuruh anak shalat dan mengerjakan amal kebaikan. Orang
tua memang melaksanakan shalat dan suka bersedekah, mengasihi anak yatim dan
bersikap ramah terhadap tamu.
Seorang
guru mengajarkan pola hidup sederhana dan dicontohkan secara nyata dengan sikap
dan perbuatan kesederhanaan, rendah hati dan jujur. Tidak sebaliknya. Siswa
disuruh sederhana namun fakta yang mereka lihat pada guru malah jauh dari
kesederhanaan.
Sepatutnya
setiap orang memberikan contoh yang nyata bagaimana etika berbicara dengan yang
lebih muda, dengan teman sebaya, dan dengan orang tua serta guru. Begitu pula
sikap dan tingkah laku bergaul di tengah masyarakat, ini perlu dicontohkan
dengan nyata kepada anak oleh orang tuanya.
2.
Pembiasaan Diri. Kebiasaan-kebiasan unik dan positif dalam keluarga, lingkungan
sekolah dan masyarakat, perlu dikembangkan secara berkesinambungan.
Kebiasaan-kebiasaan tersebut mengarah
pada pembentukan moral anak. Misalnya, pemberian hukuman kepada anak/ siswa
yang melakukan kesalahan sebagai bukti tanggung jawab terhadap tingkah laku
yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Pemberian penghargaan verbal
maupun non verbal kepada anak/siswa yang melakukan kebiasaan baik.
3.Peraturan
dan tata tertib. Dalam keluarga memiliki aturan dan tata tertib terntentu yang
harus ditaati sehingga anak terbiasa untuk patuh dan taat pada setiap peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku. Di lembaga sekolah sudah pasti memiliki
peraturan dan aturan tertentu. Penegakan peraturan dan tata tertib tersebut
mesti dengan pendekatan persuasif. Hukuman dan sanksi yang diberikan kepada
siswa yang melanggar mestilah bersifat mendidik dan memberi efek kesadaran
diri.
4.Aktivitas
dan hobi. Anak-anak tidak hanya beraktivitas dan belajar secara rutin di
sekolah maupun ti rumah. Anak juga butuh bermain dengan sesama teman,
menyalurkan hobi dan kegemarannya. Dalam hal ini, ada nilai sosial pergaulan
seperti saling menghargai melalui ucapan maupun tingkah laku. Kegiatan olah
raga mengandung nilai sportifitas, menerima kekalahan dan kemenangan.
Tentu
saja masih masih banyak strategi lain dalam menerapkan pendidikan moral kepada
anak. Namun demikian prinsipnya adalah sekecil apapun usaha pengembangan nilai
moral dan etika pada anak, ssangat berarti mereduksi krisis moral pada anak dan
remaja. Ketahuilah bahwa karakter merupakan kualitas moral dan mental seseorang
yang pembentukannya dipengaruhi oleh faktor bawaan (keturunan) dan lingkungan
(sosialisasi atau pendidikan).
Prof.Suyanto,
PhD mengemukakan karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi
ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama. Dari definisi di atas
telah jelas bahwa penekanan karakter itu adalah ‘cara berpikir dan
berperilaku’. Jadi jika dikaitkan dengan dunia pendidikan, karakter siswa yang
baik adalah karakter yang menunjukkan bahwa dirinya seorang pelajar yang
berpendidikan
Ironinya,
perilaku pelajar saat ini sepertinya tak lagi mencerminkan dirinya pelajar,
bahkan di usia sekolah dasar anak-anak seperti terbiasa memanggil temannya
dengan sebutan binatang dan kata-kata kotor, anak laki-laki mudah berkelahi tanpa
alasan yang jelas, bahkan kasus siswa SD yang sudah berani melakukan perbuatan
asusila, dan lain-lain.Hal ini menunjukkan bahwa persoalan utamanya adalah
lunturnya nilai-nilai moral sehingga berdampak terbentuknya karakter negatif. Padahal,
Sekolah merupakan salah satu wadah dalam menunjang pembentukan karakter tiap
individu. Karena UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyematkan
tugas utama seorang guru sebagai seorang pendidik adalah membentuk karakter
yang baik. Dan oleh karena itulah, semboyan kurikulum 2013 adalah ‘Pendidikan
Karakter’.
Saptono
(2011:199) memberikan beberapa cara untuk mengembangkan pendidikan karakter di
sekolah, yaitu :
- Memajang gambar-gambar para tokoh inspiratif di aula sekolah dan ruang-ruang kelas.
- Membuat program penghargaan untuk mengapresiasi berbagai hal yang membanggakan, selain prestasi akademis, olahraga atau kesenian.
- Membuat pedoman perilaku di kelas dan sekolah yang disetujui oleh para siswa dan guru.
- Mengundang para orangtua siswa untuk mengamati dan berkontribusi terhadap kemajuan kelas atau sekolah.
- Meminta siswa mengungkapkan tokoh idola yang bersifat personal dan tanyakan mengapa tokoh itu menjadi idola siswa yang bersangkutan.
- Memimpin para siswa dengan keteladanan.
- Jangan biarkan berbagai bentuk ketidaksopanan terjadi di kelas.
- Melibatkan orangtua siswa dalam mengatasi perilaku tidak baik siswa dengan cara mengirimkan surat, memanggil orangtua atau melalui kunjungan ke rumah yang bersangkutan.
- Memastikan bahwa siswa memiliki tanggungjawab moral untuk bekerja keras di sekolah.
- Memiliki kata-kata di dinding yang mendorong karakter yang baik, misalnya “Jangan tungguuntuk menjadi orang yang hebat, mulailah sekarang juga !”.
- Berusaha konsisten dalam memperlakukan siswa, jangan biarkan perasaan pribadi menghalangi seorang guru untuk bertindak adil.
- Mengakui kesalahan dan berusaha untuk memperbaikinya.
- Mengajarkan siswa mengenai kompetisi serta bantu siswa untuk mengerti kapan hal tersebut berguna dan kapan hal tersebut tak berguna.
- Mengajarkan kesantunan secara jelas. Ajarkan kepada siswa begaimana mendengarkan orang lain dengan penuh perhatian dan tidak memotong pembicaraan orang lain.
- Melakukan kerja bakti bersama baik di kelas atau sekolah.
- Menunjukkan penghargaan terhadap siapapun yang berbeda keyakinan dan berbeda budaya. Katakan kepada siswa mengenai kewajiban moral untuk bertindak adil terhadap orang lain.
- Tekankan kepada siswa tentang pentingnya kepedulian terhadap orang lain dan lingkungan.
- Beri perhatian program-program tertentu di sekolah yang sarat muatan karakter, misalnya ‘bulan penghargaan tokoh karakter’.
- Menekankan pentingnya sikap ksatria (tidak curang) dalam berolahraga, bermain, dan dalam berbagai bentuk interaksi dengan orang lain.
Semangat untuk kita semua
agar dapat membangun bangsa Indonesia yang cerdas berkarakter dan menjadi
penerus bangsa yang sukses dunia akhirat. Semoga artikel bermanfaat dan dapat
menambah ilmu pengetahuan anda. Sampai jumpa di postingan selanjutnya.
No comments:
Write commentsTerim Kasih Komentarnya. Semoga menyenangkan