Kompetisi
Inovasi Mengatasi Tantangan Masa Depan Sumber Daya Dunia (Makanan, Air Dan
Energi)
Shell
Ideas360 merupakan kompetisi global yang menghubungkan siswa untuk
mengembangkan ide dalam mengatasi tekanan sumber Makanan, Air, dan Energi
dunia. Ajang ini merupakan perjalanan belajar dan penemuan yang mengasyikkan.
Berkolaborasi dengan para inovator yang berpikiran sama, para pakar dan mentor
Shell memperluas wawasan Mahasiswa. Hingga pada tahun keempat, Shell Ideas360
meminta siswa untuk mengirimkan solusi inovatif untuk masalah dunia, dan
program itu menerima lebih dari 750 entri dari lebih dari 144 negara. Siswa
diberi kesempatan untuk membentuk konsep mereka menjadi pijakan bisnis dengan
mentor dan memiliki akses ke platform sumber daya untuk lebih membantu
memperbaiki keterampilan dan memberi mereka pengalaman dunia nyata.
Wakil
Presiden Eksekutif Teknologi Hilir untuk Shell, Erik Bonino, mengatakan Premis
program Shell Ideas360, adalah untuk mengilhami para pemimpin masa depan untuk
mengembangkan ide mengubah permainan untuk membantu mengatasi tantangan dengan
sumber daya dunia (makanan, air dan energi) di tahun-tahun mendatang. Program itu
merupakan kesempatan menarik bagi siswa dari seluruh dunia untuk berpartisipasi
dalam perjalanan belajar dan penemuan. Siswa berkolaborasi dengan mentor
terkemuka di industri yang dapat memberikan bimbingan dan dukungan dalam
menyempurnakan ide. Di Shell, inovasi adalah inti dari apa yang kami lakukan
dan melalui inisiatif seperti inilah yang dapat membantu membentuk generasi
inovator berikutnya.
Tim Mahasiswa
Indonesia dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menjadi juara dunia
lomba inovasi teknologi mobil berbahan bakar sampah plastic yang
diselenggarakan Shell Ideas360 di London, Inggris, Kamis (05/07/2018). Tim UGM
yang terdiri dari Thya Laurencia Benedita Araujo, Herman Amrullah dan
Sholahudin Allayubi, membuat konsep mobil pintar berbahan bakar limbah plastik dalam
kompetisi yang bertajuk Shell Ideas 360 itu. Ide itu muncul di tengah ramainya
pemberitaan bahwa Indonesia adalah produsen sampah plastik terbanyak kedua di
dunia setelah Cina.
Prestasi
yang diraih mahasiswa UGM ini tergolong luar biasa. Mereka adalah satu-satunya
wakil dari Asia, yang berhasil mengalahkan lebih 3.000 ide dari 140 negara. Di
babak final di London, mereka bersaing dengan empat tim lainnya dari Amerika
Serikat, Uni Emirat Arab, Prancis dan Australia.
Thya mengatakan
sangat disayangkan masalah plastik di Indonesia tidak termanajemen dengan baik.
Mengapa ide untuk mengubah sampah plastik menjadi energi tidak dikembangkan membantu
kekurangan energi di Indonesia? Ternyata tim UGM bisa mengalahkan mereka. Nggak nyangka Indonesia bisa menang. Saingannya (mahasiswa) University Texas (dari Amerika), yang rangking universitasnya tinggi banget. Kita bahagia sekali.
Herman
mengatakan, upaya untuk mengonversi limbah sudah banyak. pengolahan sampah
sebagai sumber energi bukanlah hal baru. Terobosan mereka menjadi berbeda,
karena tidak lagi membutuhkan energi tambahan untuk mengolah limbah. Tapi
mayoritas menggunakan LPG untuk membakarnya. Nah, ini ide nya dengan
mengonversi sampah plastik itu memakai gas buangan knalpot, jadi gratis. Menurut
Herman, teknologi yang diciptakan bersama rekan-rekannya ini sangat bisa
diaplikasikan di Indonesia. Terutama di Jakarta, karena sangat banyak mobil.
Dan teknologi ini dikhususkan untuk mobil bermesin agak longgar, misalnya mobil
MVP (multi-purpose vehicle) atau (sport utility vehicle) SUV, yang di Jakarta
cukup banyak. Diharapkan energi berbahan bakar limbah plastik ini menjadi salah
satu energi yang digunakan di masa depan. Atau setidaknya dari ide ini, dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat soal sampah plastik.
Sholahudin
mengatakan, untuk teman-teman mahasiswa jangan takut bermimpi, karena mimpi
bisa membuat kita pergi jauh dan mencapai yang lebih tinggi.Berdasarkan
pembuktian yang mereka lakukan, gas buang knalpot mobil yang suhunya bisa
melewati 400 derajat Celcius, cukup untuk melakukan pembakaran. Selain itu,
teknologi yang mereka konsepkan juga memiliki alat penyerap karbon dioksida
dari knalpot sehingga polusi pun dapat ditekan. Berdasarkan konsep yang mereka
buat, sebanyak dua kilogram sampah plastik bisa diolah menjadi 2,2 liter BBM.
Dan plastik yang bisa digunakan adalah botol-botol ataupun plastik bening.
Direktur
inovasi dari University of London, Chris Brauer, salah satu juri menyatakan,
kemenangan tim dari Indonesia karena idenya sangat dekat dan relevan. Inovasi itu
sangat kuat, karena bisa digunakan langsung oleh orang-orang terdekat mereka.
Jika diwujudkan, teknologi ini bisa mengubah perilaku masyarakat dan menjaga
pemeliharaan lingkungan. Selain itu, dengan teknologinya mereka langsung bisa
mencari konsumen, sementara peserta yang lain lebih fokus untuk ke bisnis.
Tiga
mahasiswa dari Universitas Texas di Austin telah diakui sebagai beberapa siswa
paling menjanjikan dalam inovasi oleh Shell Ideas360, program global yang
menghubungkan para siswa untuk mengembangkan ide untuk mengatasi tantangan
makanan, air, dan energi dunia.
Sistem
Pelacakan Untuk Panel Surya, Pemenang Inovasi 2017
Sebelumnya, pada
25 Mei 2017, Tim Smart Panels yang terdiri dari Mandeep Patel, Malvika Gupta,
dan Taylor Zhao telah memenangkan keseluruhan program dan Audience Choice Award
yang dipilih oleh komunitas online Shell Ideas360. Ide yang menang adalah
sistem pelacakan untuk panel surya. Dengan melingkar membentuk paduan memori ke
dalam mata air yang membentang ketika dingin, sistem perangkap matahari
sederhana ini memungkinkan panel surya bergerak maju mundur, melacak matahari
di langit. Serta meningkatkan output energi panel, ide tersebut memiliki
potensi untuk membuat energi surya lebih terjangkau bagi pelanggan yang
sensitif terhadap biaya. Atas prestasi itu, setiap anggota sekarang akan
dianugerahi Petualangan National Geographic.
Lima tim
terpilih sebagai finalis dan mempresentasikan ide mereka di hadapan panel juri festival
ide dan inovasi Make the Future Live Shell Ideas360 yang berlangsung di London
Elizabeth Elizabeth Olympic Park. Juri panel penilaian pakar bisnis dan LSM
termasuk James Temperton, Editor Senior di WIRED UK, Alexander Moen, Wakil
Presiden Program Penjelajah National Geographic, Christophe Boulanger, Wakil
Presiden Pelanggan Strategis di Shell, Patricia Garcia, Wakil Presiden Proyek
& Teknologi di Shell, Marian Marino, Manajer, GameChangers at Shell, dan
Mallika Ishwaran, Ekonom Senior, Group Strategy di Shell. Para juri memilih Tim
Smart Panel, dengan pertimbangan bahwa ide itu dianggap sebagai yang paling menantang
dan revolusioner.
Lima tim
finalis yang bersaing dalam program 2017 adalah
- KoolStore, Nanyang Technological University, Singapura. Ide: Penampung penyimpanan yang terjangkau dan mudah diatur yang secara efektif mendinginkan produk segar, untuk rumah tangga tanpa akses yang stabil ke energi.
- Delft University of Technology, Belanda
- Ide: Lokalisasi, pabrik pengolahan plastik yang efisien untuk membuat jaring ikan dari limbah plastik laut menggunakan proses berteknologi rendah. Tonton video pitch di sini.
- Smart Panels, Universitas Texas di Austin, AS
- Ide: Sistem pelacakan berbasis musim semi yang efisien untuk panel surya. Tonton video pitch di sini.
- TheBlueTap, Universitas Cambridge, Inggris
- Ide: The Blue Tap chlorine injector secara otomatis memasukkan klorin ke pasokan air rumah tangga untuk meningkatkan kualitas air untuk rumah dan bisnis. Tonton video pitch di sini.
- Dinding air matahari pasif, Institut Teknologi India, Kharagpur, India
- Ide: Tembok air matahari pasif bertujuan untuk mengurangi konsumsi listrik dan total jejak karbon rumah dengan menggantikan sistem pendingin udara konvensional.
Festival
gratis, Make the Future Live berlangsung sepanjang tahun dan diselenggarakan di
Queen Elizabeth Olympic Park di London. Ayo mahasiswa Indonesia, semangat!
Pertandingkan idemu, kamu bisa ciptakan inovasi-inovasi hebat!
Jayalah
Pendidikan Indonesia
SUMBER :
No comments:
Write commentsTerim Kasih Komentarnya. Semoga menyenangkan